Kasus positif COVID-19 di Papua Barat bertambah 14, kini jumlahnya menjadi 102

id papua barat, covid19, corona virus, pandemi corona, Manokwari

Kasus positif COVID-19 di Papua Barat bertambah 14, kini jumlahnya menjadi 102

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Papua Barat, Arnoldus Tiniap. ANTARA/ Toyiban

Manokwari (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Papua Barat mengumumkan tambahan 14 kasus  positif coronavirus disaese (COVID-19) pada Sabtu hingga total menjadi 102 orang.

"Hari ini kembali ada tambahan 14 kasus positif.  11 dari Kota Sorong, dua Teluk Bintuni dan satu dari Manokwari," kata Juru Bicara Pemprov Papua Barat pada gugus tugas percepatan penanganan COVID-19, Arnoldus Tiniap di Manokwari, Sabtu.

Dikatakan, bersyukur pada waktu bersamaan terdapat penambahan tiga pasien sembuh di Manokwari. Total pasien sembuh hingga saat ini sudah lima orang, masing-masing empat dari Manokwari dan satu di Kota Sorong.

"Untuk kasus meninggal tidak ada penambahan. Posien positif yang meninggal baru satu orang, sedangkan 10 pasein meninggal lainya dari kelompok PDP (pasien dalam pengawasan) dan ODP (orang dalam pemantauan)," ucap Arnoldus lagi.

Menyusul penambahan kasus baru di daerah itu, lanjut Tiniap, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan gugus tugas COVID-19 terutama di Kota Sorong, Teluk Bintuni dan Manokwari. Itu dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan para pasien.

"Kami belum punya data pasti, apakah mereka berasal dari kelompok OTG (orang tanpa gejala), ODP atau PDP, termasuk riwayat perjalanan mereka. Secepatnya akan kami koordinasikan dengan gugus tugas di daerah masing-masing," ujarnya.

Ia menjelaskan, tambahan 14 kasus baru ini diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Makassar, Sulawesi Selatan. Penanganan secara teknis akan dikoordinasikan bersama gugus tugas kabupaten/kota.

Pada kesempatan itu, Arnoldus pun kembali mengimbau masyarakat lebih tertib dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia pun mengajak masyarakat meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh.

"Kuncinya jangan panik, baik saat masih dalam kondisi belum terpapar maupun saat sudah terpapar. Terbukti, sudah banyak saudara-saudara kita yang berhasil sembuh, mereka tidak panik, mereka juga taat terhadap anjuran yang disampaikan petugas medis," ujarnya.

Selain itu, menurut Arnold, dukungan keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk kesembuhan pasien.

"Kalau ada saudara atau tetangga kita yang tertular virus ini jangan dikucilkan, jangan diberikan stigma negatif. Melainkan harus didukung, diberi semangat supaya segera sembuh," katanya.