Dinkes Bandarlampung catat 120 kasus DBD serang warga

id Dinkes Bandarlampung,DBD,Pemkot Bandarlampung

Dinkes Bandarlampung catat 120 kasus DBD serang warga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarpampung, Edwin Rusli saat ditemui di ruangan kerjanya, Jumat. (13/3/2020) (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Edwin Rusli menyebutkan bahwa sejak Januari 2020 hingga saat ini tercatat 120 warga kota setempat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Itu jumlah yang saya dapat berdasarkan laporan dari beberapa rumah sakit dari bulan Januari - awal Maret 2020," kata Kadinkes Kota Bandarlampung itu, di ruang kerjanya, Jumat.

Meski begitu, lanjutnya, belum ada laporan kematian terhadap warga Bandarlampung akibat terserang DBD ini.

Ia mengatakan bahwa pihaknya pun selalu bersiaga terkait kasus DBD ini, sesuai instruksi Wali Kota Bandarlampung, Herman HN yang meminta Dinkes untuk segera melakukan pengasapan guna meminimalisir sebaran penyakit ini.

"Kami pun siap bila ada warga yang meminta daerahnya untuk di-fogging agar penyakit yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini tidak meluas kemana-mana," kata dia.

Edwin pun menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sebisa mungkin untuk tidak ada genangan air di sekitar rumah mereka yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus DBD tersebut.

Sementara itu Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers-nya mencatat sebanyak 104 orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD) dari 17.820 kasus yang terjadi dalam rentang sejak awal Januari hingga Rabu (11/3) 2020.

Menurut catatan Kemenkes, Lampung menempati posisi provinsi paling tinggi kasus DBD dengan 3.423 kasus yang terjadi di enam kabupaten. Sementara itu, Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di posisi kedua dengan 2.711 kasus.

"Kasus paling tinggi sebenarnya ada di Lampung dan yang kedua adalah Nusa Tenggara Timur, terkonsentrasi pada satu kabupaten yang sangat tinggi dibandingkan kabupaten lain, meski demikian kasus kematian terbanyak tercatat di NTT yang memiliki 32 kematian," katanya.