Pariwisata di pesisir Lampung sepi pengunjung

id Pesisir pantai, objek wisata pantai, tsunami di Lampung Selatan

Pariwisata di pesisir Lampung sepi pengunjung

Objek wisata pantai Mutun di pesisir Lampung masih sepi pengunjung. (Dian Hadiatna/Antaranews Lampung)

Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Sejumlah kawasan pariwisata pantai di pesisir Provinsi Lampung masih sepi pengunjung pascatsunami Selat Sunda yang menerpa Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (22/12-2018) malam lalu.

Menurut pengawas wisata Pantai Mutun, Aan, Sabtu, kondisi pengunjung dari kejadian tsunami hingga saat ini masih belum kembali seperti biasa.

"Pengunjung yang datang ke sini jauh dari kata normal," katanya, saat dihubungi dari Bandarlampung.

Menurutnya, meski keadaan sudah bisa dikatakan aman, tapi belum ada tanda-tanda peningkatan pengunjung, mungkin hanya satu hingga sepuluh pengunjung hingga sore nanti yang berlibur ke sini, tidak seperti sebelum  tsunami yang datang untuk menikmati wisata Pantai Mutun bisa ratusan mobil yang datang.

 Aan mengatakan pula untuk saat ini pihaknya sedang melakukan berbagai renovasi sarana dan prasarana di kawasan pantai tersebut, agar para wisatawan lokal dan luar dapat merasa nyaman saat berlibur.

 Sementara kondisi serupa juga dialami kawasan wisata Pantai Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawarn, Lampung.

Toni, salah satu warga Ketapang, Lampung Selatan yang menyediakan jasa penyeberangan dan snorkeling mengatakan omzetnya menurun drastis pascatsunami menerpa Lampung.

Dia mengatakan bahwa dampak dari tsunami dan kabar akan terjadi tsunami susulan tersebut sangat terasa sekali di sini, sehingga wisatawan lokal dan luar hampir tidak ada yang kemari. Padahal setiap hari biasanya para penyedia jasa selalu sibuk mengantar pengunjung untuk menyeberang ke Pahawang atau pun menemani keindahan bawah laut Pahawang.

Toni berharap apabila memang situasi sudah aman, pemerintah dapat memberikan imbauan kepada masyarakat agar masyarakat dapat tenang dan tidak merasa takut lagi untuk berlibur ke pantai.

 "Kasihanilah kami warga pesisir ini yang memang hidup dari usaha penyeberangan, sudah dua minggu lebih tidak jalan karena isu akan terjadi tsunami lagi," katanya pula.