Turkmen dan Kurdi bahas masa depan Kirkuk

id Kirkuk, Kurdi Irak, Peshmerga

Turkmen dan Kurdi bahas masa depan Kirkuk

Pasukan Peshmerga Kurdi dan kendaraannya. (Reuters)

Baghdad, Irak (Antaranews Lampung) - Para pemimpin Turkmen dan Kurdi Irak pada Jumat (23/11) bertemu di Baghdad, Irak, guna membahas berbagai masalah regional, termasuk masa depan Provinsi Kirkuk, yang kaya akan minyak di Irak.
        
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Massoud Barzani, mantan presiden Pemerintah Regional Kurdi Irak Utara (KRG), dan Arshad Salihi --pemimpin Front Turkmen Irak.
        
Setelah pertemuan tertutup, Salihi mengatakan kepada wartawan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi-- bahwa peserta pertemuan telah membahas berbagai usul untuk menggelar kembali pasukan Peshmerga Kurdi di Kirkuk untuk pertama kali sejak penghujung 2017, ketika pasukan federal Irak mengambil-alih kendali atas provinsi itu.
        
"Barzani mengatakan KRG tak memiliki keinginan untuk mengirim Peshmerga kembali ke Kirkuk," kata Salihi.
        
Sehubungan dengan cara untuk menjamin keamanan di provinsi tersebut, pemimpin Turkmen itu mengatakan, "Kedua pihak ingin memelihara keamanan di Kirkuk melalui pemanfaatan pasukan keamanan gabungan dengan mandat seluruh-provinsi."
   
Menurut Salihi, para pemimpin Turkmen dan Kurdi sepakat bahwa Kirkuk tak boleh diperintah oleh partai atau kelompok tertentu.
        
Sejak serbuan pimpinan AS ke Irak pada 2003, Kirkuk tetap menjadi objek sasaran antara Pemerintah Pusat di Ibu Kota Irak, Baghdad, dan KRG --yang berpusat di Erbil.
        
Pasukan Peshmerga yang setia kepada KRG menguasai Kirkuk setelah militer Irak melarikan diri sebelum pembantaian oleh kelompok Da'esh (ISIS) pada pertengahan 2014.
        
Tapi setelah KRG menyelenggarakan referendum tidak sah mengenai kemerdekaan dari Baghdad pada penghujung tahun lalu, tentara federal Irak kembali ke provinsi tersebut sedangkan pasukan Peshmerga mundur dari daerah itu.`