Waykanan dorong warga terapkan pola hidup sehat

id farida aryani

Waykanan dorong warga terapkan pola hidup sehat

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan Farida Aryani (Foto: Antaralampung.com/Emir fajar Saputra)

Stunting di awal kehidupan, akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Pemerintah Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung, meningkatkan sosialisasi untuk mengurangi angka stunting dan gizi buruk di daerah itu.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan Farida Aryani, pihaknya meningkatkan sosialisasi untuk mendorong masyarakat menjaga pola hidup sehat.

Gizi buruk dan stunting atau kekerdilan, lanjut dia, masih menjadi topik utama di dunia kesehatan. Oleh karena itu, harus bisa mengurangi angkanya setiap tahun dengan cara menyosialisasikan kepada masyarakat untuk hidup sehat.

Stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak berusia 0 sampai dengan 59 bulan dengan tinggi badan minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) jika diukur berdasarkan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan WHO.

Selain pertumbuhan tinggi badan yang terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal sehingga kemampuan mental dan belajar kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.

Dengan alasan tersebut, harus bisa memperhatikan balita sejak masih dalam kandungan dari 0 s.d. 59 bulan.

Guna mencegah stunting, harus diperhatikan pola hidup sehat selama kehamilan dan 2 tahun pertama usia anak.

Stunting di awal kehidupan, akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa.

Dinas Kesehatan Waykanan berupaya mengurangi stunting dan gizi buruk dengan memberikan makanan tambahan pada ibu hamil, mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan yodium, menanggulangi cacingan pada ibu hamil, melindungi ibu hamil dari malaria, mendorong inisiasi menyusui dini, dan mendorong pemberian ASI eksklusif.

Cara ini dinilai efektif untuk bisa mengurangi stunting di Kabupaten Waykanan.

Prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,5 persen, dan di Provinsi Lampung mencapai 24,8 persen.

Berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) pada tahun 2016, di Kabupaten Waykanan prevalensi balita berbobot rendah sebesar 8,2 persen, balita kurus sebesar 8,8 persen, dan balita stunting (kerdil) mencapai 23,3 persen.

Meski prevalensi stunting di Kabupaten Waykanan lebih rendah daripada angka provinsi dan nasional, cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan data pada tahun 2015 sebanyak 17,3 persen.

Hal tersebut menghambat upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kata Farida, semua pihak harus bekerja sama agar angka stunting bisa terus menurun, khususnya pada tahun ini.

Upaya menurunkan prevalensi stunting, menurut Farida, membutuhkan sinergi program kementerian dan lembaga.

Program tersebut meliputi peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, sosialisasi dan edukasi untuk pemberian air susu ibu secara eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya hingga usia dua tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI, dan mengupayakan peningkatan usia pernikahan di atas 19 tahun untuk perempuan.

Farida mengharapkan bahwa semua pihak khususnya tenaga kesehatan, seperti perawat, bidan, dan dokter bersama-sama untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Waykanan, dengan memberikan sosialisasi dan pengarahan kepada masyarakat, khususnya kaum ibu, agar bisa memberikan nutrisi yang baik pada usia balita sejak dalam kandungan hingga anak tersebut berusia 3 tahun.



Enam Program Prioritas



Kepala Dinas Kesehatan Waykanan Farida Aryani mengatakan bahwa pihaknya melakukan enam program prioritas sesuai dengan tujuan umum pembangunan kesehatan setempat, antara lain, meningkatkan usia harapan hidup (UHH) dan menetapkan indeks pembangunan manusia (IPM).

Enam program prioritas yang dilakukan, yakni peningkatan mutu dan akses pelayanan kesehatan, peningkatan SDM pelayanan kesehatan, penurunan AKI dan AKB, peningkatan gizi masyarakat, dan pencegahan sekaligus pemberantasan penyakit menular dan tidak menular. Selain itu, pemberdayaan kesehatan masyarakat melalui promosi kesehatan.

Beberapa program yang telah dilakukan pada tahun 2016, antara lain, mencakup peningkatan sarana dan prasarana puskesmas, seperti pengadaan alat kesehatan (empat paket), rehabilitasi PKM rawat inap/gedung baru, rumah dinas medis/paramedic, dan gedung farmasi (12 paket).

Selanjutnya, rehabilitasi bangunan puskesmas rusak-sedang-berat (11 paket), rehabilitasi bangunan rumah dinas puskesmas rusak, sedang, berat (17 paket), pengadaan ambulans/roda empat (tiga unit), pengadaan kendaraan operasional program roda dua (57 unit), dan pembuatan sumur bor (empat unit) di Sukabumi, Banjit, Negeri Agung, dan Serupa Indah. Di samping itu, kegiatan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan mencakup pengadaan obat .

Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) untuk 19 PKM melalui APBD dan APBN (19 puskesmas), pengadaan vaksin imunisasi rutin dan vaksin antirabies (VAR), dan pengadaan bahan fogging.

Untuk kegiatan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dengan cara pembinaan dan penilaian puskesmas melalui puskesmas terakreditas (PKM Blambangan Umpu, Rebang Tangkas dan Baradatu ), serta peningkatan puskesmas menjadi BLUD (19 puskesmas).

Program lainnya juga mencakup peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, seperti pelatihan tenaga jabatan fungsional kesehatan, penerimaan tenaga dokter umum dan dokter gigi PTT, penerimaan dokter internship, dan penerimaan Tim Nusantara Sehat.

Kegiatan lainnya adalah pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak menular melalui fogging dan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus.

Berikutnya, imunisasi anak sekolah, kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, pelaksanaan senam lansia, pemeriksaaan IVA tes (skrining kanker serviks), dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

Pihaknya juga melakukan program peningkatan pelayanan puskesmas melaui bantuan biaya operasional puskesmas, bantuan biaya operasional kesehatan (BOK) melalui APBN, dan bantuan operasional melalui APBD. Khusus pemeliharaan kesehatan untuk masyarakat miskin, melalui jaminan kesehatan nasional (JKN) dari APBN, dan jaminan kesehatan daerah dari APBD.

Farida juga menjelaskan bahwa pada tahun 2017 dari enam puskesmas yang diakreditasi, dua di antaranya mendapatkan predikat utama, yaitu Puskesmas Waytuba dan Puskemas Sukabumi, sedangkan empat lainnya yaitu Puskemas Gistingjaya, Pisangbaru, Kasui, Serupaindah mendapatkan predikat madya.

Target pada tahun 2017, lanjut dia, tercapai untuk melakukan akreditasi puskesmas, kemudian pada tahun 2018 ditargetkan semua puskesmas mendapatkan predikat utama.

Ia menyebutkan dari 19 puskemas yang ada di Waykanan, sebanyak 10 di antaranya belum diakreditasi. Direncanakan pada tahun ini sebanyak enam puskemas akan dilakukan akreditasi dan empat puskemas pada tahun 2019.

Puskesmas yang akan diakreditasi pada tahun 2018 adalah Puskesmas Bumibaru, Banjit, Gununglabuhan, Negeriagung, Purwoagung, dan Pakuonratu. Puskesmas lainnya, yaitu Negeribesar, Mesirilir, Negeribaru, dan Bumiagung akan diakreditasi pada tahun 2019.

Puskesmas yang telah diakreditasi berarti pelayanannya sudah sesuai dengan standar mutu dari komisi Akreditasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, baik dari segi pelayanan, manajemen, administrasi, SDM, dan sarana prasarana lebih baik daripada puskemas yang belum dilakukan akreditasi.

Akreditasi merupakan peningkatan mutu pelayanan bagi masyarakat. Dengan telah teraktreditasi, puskesmas bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.





Bantuan dan Insentif



Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan mendapatkan bantuan senilai Rp3,5 miliar untuk perbaikan gizi masyarakat dan peralatan kesehatan anak dan balita untuk 85 pos pelayanan terpadu di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Waykanan Farida Aryani menjelaskan bahwa bantuan untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita

Menurut Farida, pada tahun ini Dinas Kesehatan mendapatkan bantuan untuk perbaikan gizi masyarakat berupa pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan bantuan timbangan balita di posyandu.

Bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Lampung ini untuk membantu para ibu hamil dan anak-anak serta balita yang datang ke posyandu, termasuk meningkatkan kesehatan para ibu menyusui agar asupan gizi anak-anak dapat terpenuhi.

Farida mengharapkan program Pemkab Waykanan dapat bersinergi dengan program Pemprov Lampung khususnya bagi balita, peningkatan kesehatan bagi anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui, khususnya yang ada di daerah terpencil.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana mengatakan bahwa bantuan itu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Waykanan, khususnya kalangan balita dan anak-anak dan para ibu. Adapun sasarannya adalah meningkatan kesehatan para ibu dan balita khususnya di pedalaman.

Untuk menambah semangat para perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas di Kabupaten Waykanan, kata Bupati Raden Adipati Surya, pihaknya memberikan insentif.

Insentif diberikan kepada 171 tenaga honorer dan tenaga kerja sukarela kesehatan yang ada di kabupaten tersebut. Tujuannya agar mereka lebih mempunyai rasa kepedulian dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Perawat merupakan aset yang sangat berharga untuk menunjang pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat sehingga harus disadari bersama bahwa kesejahteraan perawat Waykanan juga harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah, terutama yang masih berstatus sebagai tenaga honorer ataupun tenaga kerja sukarela yang ada di RSUD Zainal Abidin Pagar Alam dan puskesmas.

Pemerintah daerah setempat akan membuat regulasi dan kebijakan yang mendukung kesejahteraan perawat honor atau tenaga sukarela melalui satuan kerja perangkat daerah terkait dan mencoba menghitung kebutuhan penunjang atau insentif mereka.

Kepala Dinas Kesehatan Waykanan Farida Ariyani menambahkan bahwa anggota Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kabupaten Waykanan sekitar 500 orang yang terdiri atas pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara sebanyak 273 orang, honorer dan tenaga kerja sukarela sebanyak 171 orang. Mereka tersebar di 19 puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, dan Dinas Kesehatan Waykanan, serta ada kisaran 55 orang bekerja pada pihak swasta.

Para perawat honorer dan tenaga kerja sukarela yang tidak terpisahkan dari organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia, lanjut dia, telah membentuk forum yang diberi nama Forum Honorer Tenaga Kerja Sukarela. Forum ini merupakan forum komunikasi honorer dan tenaga kerja sukarela perawat.

Farida menyampaikan bahwa honorer dan tenaga kerja sukarela perawat yang ada di Kabupaten Waykanan sangat membantu pencapaian tugas dan kinerja bidang kesehatan.

Mereka tanpa pamrih. Dengan penghasilan yang minim, mereka sanggup bertahan membantu dan bekerja di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit di Waykanan.

Kini, tinggal masyarakat Waykanan sendiri yang harus lebih berupaya meningkatkan kadar kesehatannya, mulai dari pemenuhan gizi, sanitasi lingkungan, serta pola hidup sehat, sementaran pemerintah hanya memfasilitasi dan memberikan dukungan untuk warganya guna memenuhi kebutuhan akan kesehatan.



(T013*Em)





(T.T013/B/D007/D007) 31-03-2018 09:37:31