Fenomena "Window Dressing" pada 2015 berpotensi terjadi

id Fenomena Window Dressing pada 2015 berpotensi terjadi

...Menjelang akhir November sampai dengan pertengahan Desember diyakini akan terjadi fenomena "window dressing" di pasar saham Indonesia...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Kalangan analis menilai bahwa fenomena "window dressing" di pasar modal Indonesia menjelang akhir tahun 2015 ini berpotensi terjadi sehingga diproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan berada dalam tren kenaikan.

Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang di Jakarta, Jumat (20/11), mengatakan bahwa menjelang akhir November sampai dengan pertengahan Desember diyakini akan terjadi fenomena "window dressing" di pasar saham Indonesia.

Menurut dia, fenomena "window dressing" akan dilakukan oleh perusahaan pengelola investasi atau "fund manager" baik asing maupun lokal namun tetap dengan mempertimbangkan kinerja emiten dituju di sepanjang tahun ini.

"Namun 'window dressing' tidak akan terjadi di semua saham. Penilaian dasarnya tetap pada fundamentalnya," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa dari sektor konstruksi, saham yang berpotensi naik akibat aksi "window dressing" diantaranya PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP (PTPP), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Dari sektor infrastruktur diantaranya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Sementara dari sektor barang konsumsi, ia menyebutkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Unilever (UNVR). Kemudian, dari sektor perbankan yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Dan, sektor properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

"Kalau dari hasil bicara dengan para 'fund manager' asing, mereka sudah pesan tiket pada tanggal 17 - 18 Desember untuk pulang ke negaranya. Jadi kemungkinan sebelum tanggal itu sudah selesai 'window dressing'nya," paparnya.

Selain itu, Edwin Sebayang juga mengatakan bahwa emiten juga memiliki kepentingan untuk mempercantik kinerja sahamnya serta laporan keuangan melalui "window dressing".

Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa masih ada sekitar sembilan hari aktif bursa sampai dengan akhir November untuk para pihak mempersiapkan "window dressing".

"Mereka akan siapkan diri di akhir November hinggal awal Desember. Manuver paling agresif itu biasanya terjadi sampai menjelang Hari Raya Natal. 'Window dressing' akan 'expired' pada 22-23 Desember," ujarnya.

"Window dressing" merupakan strategi yang dilakukan oleh investor institusi pada akhir perdagangan tahunan, dengan tujuan untuk mengangkat harga saham sehingga kinerja portofolio yang dimilikinya tampak baik.