Presiden: Prioritaskan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

id Listrik Ramah Lingkungan, PLTP Ramah Lingkungan, Presiden Resmikan PLTP

Presiden: Prioritaskan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu di Kabupaten Tanggamus Lampung yang dikelola oleh PT PLN. (FOTO: ANTARA Lampung/Budisantoso Budiman)

Kamojang, Bandung (ANTARA Lampung) - Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah akan memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan untuk memenuhi target 35.000 MW tenaga listrik hingga 2019.

"Tadi sudah disampikan Dirut Pertamina ada kapasitas 28.000 MW dari potensi geothermal. Ini sangat ramah lingkungan, tapi kita pernah fokus pada ini, dan juga ombak, angin, matahari dan bio massa," kata Presiden saat meresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Uni V, di Kamojang, Minggu (5/7) pagi.

Presiden menegaskan, pemerintah akan mengubah secara perlahan semula pembangunan pembangkit listrik yang berbahan batu bara menjadi pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Secara khusus saya perintahkan pada Menko, Menteri BUMN dan Menteri ESDM ke depan, pembangkit listrik ramah lingkungan diberikan pritoritas," kata Presiden.

Presiden menjelaskan, "Dari target lima tahun 35 ribu MW, 90 persen bertumpu pada batu bara, ini mulai harus digeser, nanti ada angin, ombak, matahari dan bio massa sampah ada berapa ribu MW, meski biaya lebih mahal sedikit."

Pemerintah, kata Presiden, juga akan memberikan insentif agar kalangan investor tertarik untuk menanamkan modal di bidang ini.

"Nantinya insentif khusus pembangkit listrik yang ramah lingkungan rate, dinaikkan sedikit biar orang berbondong-bondong masuk ke sini. Kalau semua konsentrasi ke batu bara, begitu habis bingung nanti," tegasnya

Kepala Negara mengatakan, selalu memantau dengan serius perkembangan pencapaian target 35.000 MW agar kebutuhan nasional listrik bisa terpenuhi.

Presiden Joko Widodo, Minggu pagi, menginisiasi pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di sejumlah daerah untuk mendorong peningkatan energi listrik nasional.

Presiden didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Maritim Indroyono Soesilo, Mendag Rachmat Gobel, Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Pertamina Geothermal Energy Irvan Zainuddin dalam sebuah acara yang berlangsung di kompleks Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang Kabupaten Bandung, meresmikan dimulainya pembangunan PLTP Ulubelu unit tiga dan empat Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung, PLTP Lahendong Unit V Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara, PLTP Karaha unit satu Jawa Barat, PLTP Lumut Balai satu dan dua Sumatera Selatan, PLTP Hululais unit satu Bengkulu dan PLTP Kerinci Unit satu Jambi.

PLTP Ulubelu dibangun dengan biaya 524,26 juta dolar dengan kapasitas 2x55 MW.
PLTP Lahendong dengan investasi  262,07 juta dolar berkapasita 2x 20 MW
PLTP Karaha dengan biaya investasi, 187 juta dolar memiliki kapasitas 1x30 MW
PLTP Lumut Balai dengan investasi 683,51 juta dolar berkapasitas 2x55 MW.
PLTP Hulu Lais dengan biaya 248 juta dolar AS dan berkapasitas 1x55 MW.
PLTP Kerinci dengan investasi 116,17 juta dolar dan berkapasitas 1x55 MW.

Selain meresmikan dimulainya pembangunan sejumlah proyek tersebut, Kepala Negara juga menginisiasi beroperasinya PLTP Kamojang Unit V dengan investasi 104,03 juta dolar berkapasitas 35 MW.