Pemilu di Bandarlampung diharapkan ramah anak

id Lampung ,Lampung,Bandarlampung,Pemkot Bandarlampung,Pemilu

Pemilu di Bandarlampung diharapkan ramah anak

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung Maryamah. Bandarlampung, Jumat, (24/11/2023). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Karena jangankan soal pemilu ini ya, banyak sekali konten yang kurang pas untuk anak-anak di medsos, katanya

Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung mengupayakan terciptanya pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 ramah anak tanpa ada unsur provokasi.

"Yang dimaksud pemilu ramah anak yakni larangan provokasi calon peserta pemilu khususnya di sosial media," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kota Bandarlampung Maryamah di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan tekad menciptakan pemilu ramah anak ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran (SE) Kementerian PPPA yang berkoordinasi dengan KPU hingga Bawaslu, terlebih di media sosial.

"Karena sekarang kan yang ada di sosial media kerap dijadikan kampanye oleh pendukung peserta pemilu, dan kebanyakan kontennya saling menjatuhkan satu sama lain dengan berbagai kekurangan-kekurangan pasangan calon," katanya.

Menurut Maryamah, persaingan politik di medsos yang saling menjatuhkan satu sama lain dinilai kurang elok.

"Anak ini daya ingatnya sangat bagus dan juga tingkat menirunya luar bisa. Apabila mereka melihat pemilu yang saling menjelek-jelekan pasangan calon, anak akan menanggap hal itu wajar dan memang seperti itulah pemilu. Nah ini kan yang tidak tepat," kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut dia, yang bisa dilakukan oleh Pemkot Bandarlampung yakni memberi pemahaman kepada orangtua untuk mengawasi anaknya dalam bermain ponsel terutama saat berselancar di media sosial.

"Karena jangankan soal pemilu ini ya, banyak sekali konten yang kurang pas untuk anak-anak di medsos, sehingga di sini peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membatasi mereka (anak)," kata dia.

Selain itu, Maryamah juga meminta pihak sekolah untuk memberikan pemahaman tersebut ke anak-anak didiknya.

"Kalau di sekolah dilarang tapi di rumah tidak diawasi orang tua, sama saja kita kecolongan. Oleh sebab itu dalam menciptakan pemilu ramah anak adalah tugas kita bersama-sama," kata dia.