Lampung Timur Pantau Makanan Kedaluwarsa

id Lampung Timur Pantau Makanan Kedaluwarsa, Lamtim, Perdagangan, Koperindag, Disperindag, Ramadhan, nasi, miskin, desa, Punduh, Kampungbaru, Tami, Rohma

Lampung Timur Pantau Makanan Kedaluwarsa

Anak-anak penduduk desa di Provinsi Lampung sedang menikmati makanan. (Foto ANTARA Dok/M.Tohamaksun).

Tim operasi itu memantau perkembangan harga sembako dan mengawasi peredaran produk yang kedaluwarsa, sehingga dapat meminimalkan lonjakan harga dan membludak produk-produk kedaluwarsa."
Sukadana, Lampung Timur (Antara Lampung) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lampung Timur membentuk tim untuk memantau dan melaporkan perkembangan harga sembako dan peredaran produk makanan kedaluwarsa di delapan pasar besar daerah ini pada Ramadan 1435 Hijriah.

"Kami telah membentuk tim operasi pasar untuk memantau dan melaporkan perkembangan harga dalam mengantisipasi terjadi lonjakan harga komoditas terutama sembako, hingga pengawasan peredaran makanan kedaluwarsa di delapan pasar di sini," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lampung Timur Muhamad Saleh, di Sukadana, Jumat.

Delapan pasar yang menjadi sasaran pantauan harga dan pengawasan peredaran produk makanan itu, antara lain Pasar Sukadana, Way Jepara,  Pekalongan, Sekampung, Batang Hari, Raman Utara, dan Purbolinggo.

"Tim operasi itu memantau perkembangan harga sembako dan mengawasi peredaran produk yang kedaluwarsa, sehingga dapat meminimalkan lonjakan harga dan membludak produk-produk kedaluwarsa," ujarnya.

Menurutnya, lonjakan harga sembako di delapan pasar kabupaten ini belum mengalami kenaikan secara signifikan, kendati terjadi lonjakan harga sembako dan komoditas tertentu yang menjadi prioritas dan objek pemantauan, seperti beras, bawang merah, cabai, daging ayam, telur dan minyak, masih dalam kategori wajar.

Ia mengatakan, tim operasi pasar yang dibentuk bekerja secara rutin setiap minggu, pantauan harga bahan sembako dan pengawasan peredaran produk makanan kedaluwarsa diharapkan dapat berjalan sesuai harapan untuk menciptakan pelayanan masyarakat dalam kebutuhan seharai-hari khususnya di bulan Ramadan 1435 Hijriah.

Saleh juga mengemukakan bahwa pihaknya akan berkoordionasi dengan instansi terkait baik Dinas Pasar Kabupaten Lampung Timur, Badan Ketahanan Pangan, dan BPPOM untuk memantau lonjakan harga dan mengantisipasi pengadaan barang komoditas maupun peredaran produk makanan yang sudah kedaluwarsa.

Ia mengimbau pedagang pasar dan masyarakat di wilayahnya agar tidak menaikan harga sesukanya sendiri yang dapat merugikan masyarakat sebagai konsumennya.

Selain itu, Saleh juga mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan barang produk industri yang sudah melewati batas waktu penggunaannya, dan tidak belanja secara berlebihan yang dapat menyebabkan lonjakan harga.

"Pedagang harus rasional dalam menaikkan harga, sehingga tidak terlalu membebani masyarakat. Masyarakat agar tetap tenang serta berhati-hati untuk memperhatikan masa kedaluwarsa dalam membeli barang atau makanan hasil olahan industri," ujarnya lagi.

Warga Way Jepara, Ningsih, menyatakan lonjakan harga telur di Pasar Way Jepara, empat hari memasuki puasa Ramadan ini, belum ada kenaikan harga secara signifikan.

"Harga telur sebelum puasa berkisar Rp18.000/kg, hari ini Rp20.000 per kg," ujarnya lagi.