Bengkulu (ANTARA LAMPUNG) - Direkrut Yayasan Ulayat Bengkulu Oka Adriansyah mengatakan, perlu
langkah konkrit untuk mengatasi pencemaran air di Sungai Bengkulu yang
kondisinya tidak layak minum.
Ia mengatakan, masyarakat beserta sejumlah lembaga lingkungan dan
organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli DAS
Bengkulu (Gemapedas) telah meminta agar pemerintah menutup perusahaan
tambang batu bara di hulu sungai yang merupakan penyebab utama
pencemaran sungai.
Hal tersebut menurutnya adalah solusi nyata untuk mencegah kerusakan
yang lebih parah atas ekosistim Sungai Bengkulu yang membentang di
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Namun, usulan ini belum ditanggapi oleh pemerintah daerah tapi berjanji
akan mengevaluasi aktivitas perusahaan tambang batu bara tersebut.
Air Sungai Air Bengkulu tidak layak dikonsumsi karena kandungan logam, mangan, dan serum yang berat.
Uji laboratorium menunjukkan kandungan logam, mangan, serum, dan lainnya sangat tinggi dan sudah berada di atas ambang batas sehingga air sungai itu tidak layak dikonsumsi.
Hasil uji laboratorium yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air diketahui bahwa air Sungai Bengkulu sudah bergeser dari selama ini berstatus kelas I atau layak minum menjadi kelas III yang hanya layak untuk budidaya perikanan.
Terdapat empat sumber utama pencemaran yaitu aktivitas tambang batu bara, limbah domestik atau rumah tangga, agroindustri dan erosi akibat pembukaan hutan.
(Ant)
Berita Terkait
BPTD Lampung akan bangun halte sungai guna dukung angkutan daerah
Kamis, 18 April 2024 19:47 Wib
Polisi cari warga hanyut di Sungai Semangka Suoh, Lampung Barat
Kamis, 4 April 2024 23:45 Wib
Basarnas cari satu korban ledakan kapal jukung di Sungai Musi
Selasa, 2 April 2024 9:11 Wib
Tim SAR temukan korban tenggelam di sungai Way Galih
Selasa, 5 Maret 2024 15:13 Wib
Seorang remaja tenggelam saat berenang di Sungai Way Galih Lampung Selatan
Minggu, 3 Maret 2024 18:19 Wib
Basarnas temukan korban kecelakaan perahu ketek di Sungai Sugihan Banyuasin
Selasa, 27 Februari 2024 14:50 Wib
Cegah banjir, Pemkot Bandarlampung perlebar sungai Tanjung Karang Barat
Selasa, 27 Februari 2024 11:20 Wib
Banjir hantam Desa Karang Agung OKU, 15 orang anak berhasil diselamatkan
Sabtu, 17 Februari 2024 17:46 Wib