Turki : Rusia persenjatai Kurdi dengan rudal

id Perang Irak dan Suriah, Turki : Rusia persenjatai Kurdi dengan rudal

Turki : Rusia persenjatai Kurdi dengan rudal

Potongan gambar yang menunjukkan rudal PKK menjatuhkan helikopter Turki pada 13 Mei 2016. (PKK/ekurd.ne)

Ankara, Turki (Antara/Reuters) - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah menuduh Rusia memberikan persenjataan anti-udara dan sejumlah roket kepada para militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), para pejabat pemerintah mengatakan pada Senin, mengkonfirmasi sejumlah laporan yang dikeluarkan oleh media setempat.
         
Berbicara kepada para wartawan yang juga menaiki pesawat bersamanya setelah melakukan kunjungan ke provinsi Diyarbakir di bagian tenggara pada akhir pekan, Erdogan menuduh Moskow mengirimkan persenjataan ke PKK melalui Irak dan Suriah, surat kabar Star yang pro-pemerintah mengatakan.
         
"Pada saat ini, para teroris menggunakan persejataan anti-udara dan misil yang dipasok oleh Rusia. Organisasi teroris separatis itu dipersenjatai dengan peralatan tersebut. Mereka dikirimkan melalui Suriah dan Irak," surat kabar itu melaporkan pernyataan Erdogan.
         
Dua orang pejabat Turki mengkonfirmasi komentar Erdogan tersebut.
         
Para "organisasi teroris separatis" itu merupakan sebutan pemerintah bagi PKK, yang telah melakukan perlawanan selama tiga dasawarsa melawan negara yang telah menyebabkan tewasnya lebih dari 40.000 orang, para militan PKK sebagian besar berada di bagian Kurdi tenggara.
         
Sementara Erdogan sebelumnya telah mengkritik Rusia atas dukungannya terhadap para petarung Kurdi di Suriah, komentar terbaru ini tampak menjadi yang pertama kalinya dia menuduh Moskow memberikan senjata kepada pihak PKK, yang dipandang sebagai sebuah kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Eropa.

        
    Memperbaiki hubungan
    
Meskipun demikian, Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus masih relatif optimis pada Senin terkait pandangan hubungan dengan Rusia, sebuah perkembangan yang jarang dari adu mulut selama berbulan-bulan setelah Turki menjatuhkan sebuah pesawat Rusia pada tahun lalu.
         
"Baik Rusia maupun Turki keduanya tidak dapat membiarkan rusaknya hubungan satu sama lain," Kurtulmus, yang merupakan juru bicara resmi negara mengatakan dalam sebuah konferensi pers.
         
"Saya berharap ketegangan yang demikian tidak pernah muncul, namun saya meyakini bahwa hubungan antara Turki dngan Rusia dapat diperbaiki dalam jangka pedek. Kedua negara itu tidak memiliki masalah yang tidak dapat diatasi. Saya harap isu-isu tersebut dapat diselesaikan melalui adanya pertemuan".
         
Dia tidak menyebutkan komentar Erdogan secara langsung terkait dukungan militer Rusia terhadap PKK.
         
Ankara juga menganggap para petarung YPG Kurdi dari Suriah sebagai kelompok teroris dan telah dibuat marah oleh adanya dukungan Rusia dan Amerika Serikat terhadap para milisi dalam pertempurannya melawan kelompok bersenjata ISIS di Suriah.
         
Turki, yang merupakan anggota NATO, merupakan bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam memerangi kelompok ISIS di Suriah, dan juga merupakan sebuah negara yang menentang Presiden Suriah Bashar Al Assad. Moskow mendukung Assad namun mengatakan bahwa mereka juga mendukung pihak Kurdi Suriah dalam memerangi kelompok ISIS.
         
Hubungan antara Ankara dengan Moskow mencapai titik terburuknya dalam beberapa waktu lalu setelah Turki menembak jatuh pesawat Rusia di atas Suriah tahun lalu, yang memicu munculnya sejumlah sanksi dari Rusia.
         
Presiden Rusia Vladimir Putin pada April menjanjikan dukungan bagi kelompok Kurdi di Suriah, mengatakan bahwa mereka merupakan sebuah kekuatan yang serius dalam memerangi terorisme.
         
Moskow telah menuduh Ankara menghambat pasukan Kurdi dalam memerangi kelompok ISIS, dan menggunakan perang melawan terorisme sebagai alasan untuk menyingkirkan para organisasi Kurdi di Suriah dan Turki.

    
Penerjemah : Mabrian