Pemkot Segera Gelar Operasi Pasar Sembako

id operasi, apsar, sembako, pemkot, herman hn

Untuk operasi pasar, kita menunggu dari Bulog, tapi kami akan tetap melakukan koordinasi."
Bandarlampung, (Antara) - Pemerintah Kota Bandarlampung segera menggelar operasi pasar bahan pokok bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik Divisi Regional Lampung, untuk menekan harga yang tinggi.    
   
"Untuk operasi pasar, kita menunggu dari Bulog, tapi kami akan tetap melakukan koordinasi," kata Wali Kota Bandarlampung Herman HN, di Bandarlampung, Senin.
        
Ia memperkirakan harga sembako akan sulit turun lagi meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai Senin hari ini turun.
        
Karena itu, pihaknya akan tetap berupaya agar harga sembako tidak mengalami kenaikan. Caranya dengan menggelar operasi pasar secara kontinu.
        
"Kalau harga sembako turun secara drastis agak susah, tapi kita upayakan agar stabil. Misalnya harga cabai, jika produksinya turun pasti harganya naik," kata dia lagi.
        
Ia mengharapkan penurunan harga BBM saat ini diikuti pula harga sembako yang juga turun.
        
Herman menjelaskan, tujuan operasi pasar ini untuk menstabilkan dan mengendalikan harga sembako yang belakangan ini semakin tinggi.
        
Harga cabai rawit yang sejak akhir tahun 2014 hingga pertengahan Januari 2015 bertahan tinggi, pekan ini mulai turun dari Rp80.000 menjadi Rp50.000/kg.
        
Kemudian cabai merah besar dari sebelumnya bertahan sekitar 80.000/kg, pekan ini turun menjadi Rp55.000/kg, dan cabai rawit besar asal Pulau Jawa--oleh pedagang dan konsumen sering disebut dengan cabai setan karena pedasnya--sebelumnya mencapai harga Rp100.000/kg, meskipun sudah turun tetapi masih bertahan cukup tinggi, yaitu Rp70.000/kg.
        
Sedangkan harga bawang merah naik tipis dari Rp18.000/kg menjadi Rp20.000/kg, dan bawang putih dari Rp15.000/kg menjadi Rp17.000/kg.
        
Kenaikan harga itu, kata sejumlah pedagang setempat, antara lain karena curah hujan tinggi, sehingga pengiriman barang agak tersendat.    
   
Kendala lainnya, seperti banyak ruas jalan rusak dan faktor pengeringan yang agak lambat.
        
Provinsi Lampung menjelang perayaan hari-hari besar biasanya membutuhkan pasokan cabai merah lebih dari 10.000 ton, namun hanya tersedia sekitar 9.900 ton.
        
Kekurangan kebutuhan itu selalu didatangkan dari daerah lain, terutama dari berbagai daerah di Pulau Jawa, serta beberapa daerah lainnya di Pulau Sumatera.