Bagus ! Jangan Jual Lada Jika Harganya Rendah

id Lada

Bagus ! Jangan Jual Lada Jika Harganya Rendah

Pekebun memanen buah lada di kebunnya yang berada di Karangagung, Blambangan Umpu, Waykanan, Lampung, Senin (25/6). Sebagian pekebun setempat mengatakan produksi lada cenderung membaik, dari 1,5 kuintal/hektare di tahun 2011 menjadi 3 kuintal/hektare

Waykanan (Antara Lampung) - Sebagian petani di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung mengatakan belum berminat menjual seluruh hasil panen ladanya karena harga lada hitam di pasaran masih rendah atau berkisar Rp54.000 per kilogram.

"Kalau tidak ada keterdesakan ekonomi pilihannya disimpan dulu saja dan menunggu harga lada naik," kata Qodin, seorang petani lada dari Kelurahan dan Kecamatan Blambangan Umpu, di Waykanan yang berada sekitar 220 km sebelah utara Kota Bandarlampung, Jumat.
   
Harga lada hitam di pasaran Rp54.000 per kilogram, namun harga itu masih termasuk murah.
   
"Karena itu saya menyimpannya terlebih dahulu sambil menunggu kenaikan harganya," katanya.
   
Ia menambahkan, proses pengeringan lada tidak membutuhkan waktu lama, sekitar tiga hari dijemur jika tidak mendung.
   
"Proses pengerjaannya sebelum dijual lebih mudah daripada kopi yang harus digiling, dijemur, ditampi dan selanjutnya dijual. Selain itu, lada bisa bertahan lama jika disimpan, bisa satu hingga tiga tahun," ujar dia menjelaskan.
   
Dari 800 pohon lada yang ia tanam mulai tahun 1996, Qodin mengaku baru saat ini baru mendapatkan sekitar 80 kilogram lada.
   
"Tapi belum selesai panen," ujar dia lagi.
   
Pada panen tahun lalu ia mengaku mendapatkan satu kuintal lada. Adapun pada tahun ini ia mengatakan belum bisa memperkirakan naik atau sebaliknya hasil lada dari kebunnya.
   
"Kalau harapannya tentu naik," tuturnya pula.
   
Perihal keuntungan antara bertanam lada dengan kopi, ia mengatakan lebih untung lada.
   
"Dari perbandingan harga jual per kilogram antara kopi dan lada saja selisih banyak, kopi belum mampu melampaui Rp20.000 per kilogram," kata Sapin yang juga bercocok tanam kopi.
   
Para petani lada lainnya juga menyebutkan mereka menahan tidak menjual ladanya sampai harganya naik.