AELI Lampung sebut potensi pengembangan oleoresin lada hitam cukup besar

id Lada Lampung, pengembangan oleoresin lada, minyak lada, hilirisasi industri lada

AELI Lampung sebut potensi pengembangan oleoresin lada hitam cukup besar

Ketua Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung Sumita saat memberi keterangan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung mengatakan bahwa pasar oleoresin lada hitam Lampung berpotensi besar untuk dikembangkan.

"Mengenai lada Lampung sebenarnya ekspornya tidak ada masalah sejauh harga kompetitif dan pasokannya ada," ujar Ketua Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung Sumita, di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan untuk mengembangkan potensi lada hitam Lampung lebih maksimal, haruslah dilakukan ragam upaya salah satunya melalui hilirisasi produk.

"Saat ini hilirisasi lada baru sebatas pengembangan lada organik. Sebenarnya ada pasar yang lebih potensial yaitu pengembangan oleoresin sebagai bahan baku minyak lada karena harga jualnya sangatlah tinggi," katanya.

Dia menjelaskan produk oleoresin lada hitam pun memiliki pasar yang cukup luas karena permintaannya yang tinggi.

"Oleoresin ini setingkat lebih tinggi dari produk turunan lada lainnya dari segi harga, dan investasi pengembangan ini cukup besar saat ini pengusaha masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk mengelola ini sebab potensinya besar sekali," ucapnya.

Menurut dia dalam pengembangan hilirisasi lada hitam Lampung salah satunya menjadi produk oleo, perlu diimbangi dengan penyediaan bahan baku biji lada yang melimpah.

"Masalah lada yang dalam 3 tahun ini ekspornya turun sampai 30 persen itu karena produksinya turun, jadi perlu lagi meningkatkan produksi. Dan untuk pengembangan jadi oleo sepertinya harus dilakukan dengan komoditi lain seperti cengkeh, dan pala karena lada ini sifatnya musiman sedangkan produksi oleo itu tidak bisa berhenti," tambahnya.

Ia melanjutkan dalam pengembangan hilirisasi lada pemerintah harus mencari solusi untuk meningkatkan produktivitas salah satunya dengan mengakomodir petani agar kembali menanam lada.

"Pemerintah harus bisa akomodir dan memberi kepastian kepada petani agar menanam lada, seperti menjamin harga stabil serta bisa terbebas dari penyakit tanaman. Setidaknya dengan meningkatkan penanaman 1 kali lipat sudah cukup meningkatkan produktivitas lada hitam Lampung," ujar dia lagi.

Sebelumnya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa ada kemungkinan pengembangan hilirisasi lada hitam menjadi oleoresin di Lampung untuk meningkatkan nilai jual komoditas unggulan daerah itu.

Diketahui Provinsi Lampung sebagai produsen lada hitam, kini produktivitas lada hitam Lampung mengalami penurunan cukup signifikan dengan hanya mampu menghasilkan 0,7 kuintal per hektare.

Sedangkan luasan lahan lada di Lampung seluas 46.847 haktare, dan produksinya 15.229 ton pada 2022 sehingga pemerintah daerah setempat terus berupaya untuk meningkatkan produksi komoditi unggul tersebut.