Batusangkar (Antara) - Sebanyak 120 pebalap Tour de Singkarak (TdS) 2013 yang finis di Istano Basa Pagaruyung pada Stage III, Selasa, dijamu makanan khas Tanahdatar dengan makan "bajamba" secara adat setempat.
Selain pebalap, juga ikut makan "bajamba" Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, Bupati Tanahdatar M. Shadiq Pasadigoe, Ketua DPRD Zuldafri Darma, Bupati Agam Indra Catri, Kapolres AKBP Lutfi Martadian, dan Wakil Bupati Tanahdatar Hendri Arnis, seusai disambut kesenian dan tarian daerah setempat Selasa sore.
"Selain makan 'bajamba', yang menarik adalah para pebalap dunia tersebut dipakaikan kain sarung dan 'deta' untuk menghormati rumah adat Istano Basa Pagaruyung sekaligus sebagai souvenir," ucap Bupati M. Shadiq di Pagaruyung.
Sebelum makan "bajamba" di Istano Basa Pagaruyung, para pebalap disambut "siriah carano" dan penampilan kesenian daerah, talempong pacik, gandang tasa dan tambua, serta penampilan sanggar seni.
Bupati menyebutkan penjamuan makanan khas Tanahdatar dan penampilan kesenian daerah tersebut mampu memperkenalkan pariwisata ke dunia internasional yang akan berdampak terhadap peningkatan kunjungan wisata dan perekonomian masyarakat.
"Peserta yang berasal dari berbagai negara dapat menikmati seni budaya, makanan khas daerah, dan indahnya pesona alam Minangkabau sehingga menjadi pengalaman terindah dan mendapat kesan yang baik," tuturnya.
Pada Stage III ini, para pebalap start di Kota Padang Panjang sekira pukul 10.00 WIB terus ke Pariaman, Lubuk Basung, Kelok 44, Kota Bukittinggi, dan masuk wilayah Tanahdatar di Kecamatan X Koto, menuju Kota Padang Panjang terus ke Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Limo Kaum dan finis di Istano Basa Pagaruyung sekira pukul 16.20 WIB dengan jarak tempuh 108 kilometer.
Pebalap Tour Singkarak Dijamu Secara Adat
Sejumlah pebalap melintas pada etape ketiga Padang Panjang - Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Padang Pariaman dalam Tour de Singkarak 2013, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (4/6). (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean).
Selain makan 'bajamba', yang menarik adalah para pebalap dunia tersebut dipakaikan kain sarung dan 'deta' untuk menghormati rumah adat Istano Basa Pagaruyung sekaligus sebagai souvenir."
