Peduli korban gempa-tsunami Sulteng, Indonesia Re kirim bantuan senilai Rp50 juta

Peduli korban gempa-tsunami Sulteng, Indonesia Re kirim bantuan senilai Rp50 juta

Perwakilan Indonesia Re memberangkatkan bantuan untuk korban gempa Palu melalui kapal Pelni (Antara)

Jakarta (Antara News) - BUMN reasuransi, PT Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re), ikut serta menggalang bantuan untuk para korban bencana gempa-tsunami yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) beberapa waktu lalu, dengan mengirimkan sejumlah barang keperluan sehari-hari senilai Rp 50 juta.

PKBL & CSR Group Head Indonesia Re, Fredi Aries Setiawan mengungkapkan bahwa bantuan tersebut telah dikirimkan melalui Pelni Logistics. Adapun sejumlah barang untuk keperluan warga yang terdampak bencana di Sulteng tersebut, antara lain berupa beras, mie instan, popok, susu dan makanan bayi.

"Kami salurkan bantuan senilai 50 juta, berbentuk barang seperti beras, mie instan, popok, dan keperluan bayi, karena itu yang saat ini sangat dibutuhkan," kata Fredi di Jakarta, Rabu.

Dia menuturkan bahwa bantuan itu akan segera berangkat ke Sulteng pada pagi hari ini (Rabu) sekitar pukul 10.00 WIB, dan akan tiba di lokasi yang terdampak bencana setelah melalui empat hari perjalanan. Indonesia Re pun telah mempercayakan pendistribusian bantuan itu kepada pihak Pelni, yang akan berkordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dilokasi.

Lebih lanjut Fredi mengatakan, sebelumnya juga sudah ada bantuan yang dikirimkan oleh serikat pekerja mereka, yang merupakan inisiatif dari para pegawai.

"Kebetulan ada perwakilan dari serikat pekerja kita yang datang langsung ke lokasi membawa bantuan," ujarnya.

Dengan adanya bantuan yang dikirim tersebut, Indonesia Re berharap warga korban bencana bisa mendapatkan barang-barang kebutuhan mereka dengan mudah. Meski menurut Fredi jumlah bantuan tersebut tidak seberapa besar, tapi minimal bisa membantu meringankan warga dalam mencukupi keperluan sehari-hari.

"Kita hanya bisa bantu sedikit. Kalau bantuan berupa tenda kita belum, lebih fokus kebutuhan hidup sehari-hari. Kalau langsung kembali ke kehidupan wajar seperti sebelumnya memang belum ya, tapi minimal mereka ada jaminan untuk kebutuhan hidup ke depan," ucap Fredi.
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024