Persediaan ternak untuk tradisi meugang Idul Fitri di Aceh capai 44.375 ekor

id Aceh,meugang,Pemprov Aceh,peternakan,daging,pasar ,ekonomi,bisnis,pemotongan hewan,Idul Fitri

Persediaan ternak untuk tradisi meugang Idul Fitri di Aceh capai 44.375 ekor

Pedagang dan peternak melakukan transaksi jual beli ternak sapi di pasar hewan Desa Sibreh, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (23/3/2022) (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Peternakan Aceh mencatat persediaan ternak untuk menyambut tradisi meugang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Aceh mencapai 44.375 ekor, mulai dari sapi, kerbau, kambing serta domba.

"Persediaan yang tercatat semuanya 44.375 ekor, di antaranya 26.331 ekor sapi/kerbau, kambing 13.208 ekor dan domba sebanyak 4.836 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Aceh Rahmandi, di Banda Aceh, Jumat.

Rahmandi menyebutkan, adapun 44.375 ternak untuk tradisi meugang tersebut terbagi dari sapi jantan sebanyak 14.025 ekor, sapi betina tidak produktif 2.207 ekor dan sapi Australia 404 ekor.

Selanjutnya, untuk kerbau jantan sebanyak 6.549 ekor, kerbau betina tidak produktif sebanyak 3.146 ekor. Kemudian, kambing 13.104, kambing produktif 104 ekor, dan domba sebanyak 4.836 ekor.

"Jumlah ternak meugang tersebut merupakan hasil pendataan dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Jumlah pemotongan setiap daerah bisa saja sampai empat ribu ekor," ujarnya.

Rahmandi mengatakan, untuk harga daging sapi/kerbau sendiri saat tradisi meugang Ramadhan di Aceh tidak menentu tergantung harga pasar di daerah masing-masing, namun hampir semuanya sedikit terjadi kenaikan.

"Harga daging meugang fluktuatif tergantung daerah, ada yang Rp150 ribu per kilogram dan ada juga yang sampai Rp180 ribu per kilogram," kata Rahmandi.

Dia menyampaikan, untuk proses pemotongan daging meugang tersebut rata-rata di rumah potong hewan (RPH) yang tersedia di setiap kabupaten/kota. Karena di sana sudah ada petugas yang melakukan pemeriksaan kesehatan hingga dipastikan layak untuk dikonsumsi.

Selain itu, lanjut Rahmandi, masyarakat Aceh juga sangat ahli dan selektif dalam memilih daging yang berasal dari hewan sehat.

"Alhamdulillah daging aman, karena sebelum disembelih semua dicek dahulu sama petugas kabupaten/kota di RPH. Artinya sudah layak dikonsumsi," kata Rahmandi.