Upaya kudeta di Guinea-Bissau gagal, enam tewas

id Guinea-Bissau,upaya kudeta gagal,Afrika Barat

Upaya kudeta di Guinea-Bissau gagal, enam tewas

Tentara bersenjata bergerak di jalan utama ibu kota setelah baku tembak di sekitar istana presiden di Bissau, Guinea Bissau, 1 Februari 2022. (ANTARA/Reuters/Stringer/as)

Guinea-Bissau dikenal sebagai titik transit utama kokain Amerika Latin menuju Eropa

Bissau (ANTARA) - Sedikitnya enam orang tewas dalam percobaan kudeta yang gagal untuk menggulingkan Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embalo, menurut radio pemerintah pada Rabu.

Korban tewas pada insiden Selasa itu adalah empat penyerang dan dua anggota pengawal presiden, kata radio tersebut.

Embalo pada Selasa malam mengumumkan bahwa situasi terkendali setelah terdengar suara tembakan selama lebih dari lima jam di dekat kompleks pemerintahan, tempat rapat kabinet digelar.

Negara Afrika Barat berpenduduk sekitar dua juta jiwa itu hingga kini telah mengalami 10 kudeta atau percobaan kudeta sejak merdeka dari Portugal pada 1947. Hanya satu presiden yang terpilih secara demokratis yang menyelesaikan masa jabatan secara penuh.

Masih belum diketahui siapa dalang di balik upaya kudeta itu, yang menurut Embalo bukan hanya kudeta yang gagal namun juga percobaan pembunuhan.

Melalui sebuah video, presiden menyatakan bahwa tidak semua unit militer terlibat, akan tetapi para pelaku kemungkinan memiliki hubungan dengan perdagangan narkoba.

Guinea-Bissau dikenal sebagai titik transit utama kokain Amerika Latin menuju Eropa.

Presiden Komisi Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) Jean-Claude Kassi Brou menyebutkan militer bertanggung jawab.

Dia menambahkan di Twitter pada Rabu: "Saya menyambut baik kegagalan upaya kudeta militer di Guinea-Bissau, yang merupakan sebuah makar terhadap demokrasi dan rakyat."

Jalan utama yang menghubungkan pusat kota dan bandara masih ditutup pada Rabu pagi. Namun, bank-bank dan pertokoan kembali dibuka dan masyarakat mulai keluar rumah, menurut pantauan wartawan Reuters.

Sumber: Reuters