Dewan rempah diminta tingkatkan produksi lada Lampung

id pengukuhan dewan rempah lampung, sekda provini lampung, hamartoni ahadis

Dewan rempah diminta tingkatkan produksi lada Lampung

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis melantik Dewan Rempah Indonesia (DRI) Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Selasa (4/9). (Foto: Antaralampung.com/Emir Fajar Saputra)

Dengan dilantiknya DRI, diharapkan dapat memberi perhatian serius terhadap komoditi unggulan di Lampung seperti lada, cengkeh, pala dan lainnya, kata Hamartoni
Bandarlampung  (Antaranews Lampung) - Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis minta agar Dewan Rempah Indonesia (DRI) Provinsi Lampung bisa meningkatkan produksi lada hitam Lampung yang terus menurun produksinya.

"Dengan dilantiknya DRI, diharapkan dapat memberi perhatian serius terhadap komoditi unggulan di Lampung seperti lada, cengkeh, pala dan lainnya," kata Hamartoni Ahadis saat melantik Dewan Rempah Indonesia (DRI) Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Selasa (4/9).

Ia menjelaskan lada hitam merupakan salah satu komoditi unggulan Provinsi Lampung yang dikenal sejak puluhan tahun lalu, karena memiliki cita rasa yang khas. Namun produksinya kini terus menurun dari tahun ke tahun.

Oleh karena itu, DRI Provinsi diharapkan mampu membangkitkan kembali lada hitam Lampung atau "Lampung black pepper", termasuk mengangkat kesejahteraan para petaninya.

"Sekarang petani masih belum sejahtera dan Dewan Rempah harus ikut mendorong agar para petani bisa sejahtera dan harga lada juga dapat dikendalikan. Jangan hanya menguntungkan pengusaha dan memikirkan pemasaran saja, tapi bagaimana tentang pemanfaatan teknologi dan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas lada," katanya.

Lada merupakan komoditi rempah yang mempunyai peranan penting sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan, penciptaan lapangan kerja, mendukung agribisnis, agroindustri bahkan sebagai agrowisata.

Perkebunan lada di Provinsi Lampung sepenuhnya berupa perkebunan rakyat dan merupakan sumber pendapatan petani seperti di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Utara, Waykanan, Tanggamus dan Lampung Barat.

Hamartoni mengatakan, produksi lada hitam Lampung pada tahun 2016 sebanyak 15.128 ton dengan luas areal tanaman lada seluas 45.882 Ha, dan rata-rata produksi hanya 449 kg/ha masih jauh dari potensi produktivitas yang diharapkan seperti negara-negara lain misalnya Vietnam, India dan Brazil yang dapat mencapai lebih dari 1.500 kg/Ha, dan selama 10 tahun terakhir produksi lada di Lampung cenderung menurun.

Ada berbagai permasalahan lada di Lampung, seperti penggunaan benih yang belum unggul dan bermutu, penggunaan pupuk tidak sesuai rekomendasi bahkan tidak dipupuk dan pemeliharaan kebun tidak optimal, dan masih banyak lainnya.

Selain itu, banyak kebun lada milik petani yang sudah mulai tua/rusak, hasil panen menurun, sehingga membuat produktifitasnya rendah yang mengakibatkan alih fungsi lahan lada cenderung
meningkat.



Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Hamartoni Ahadis (tengah) foto bersama usai melantik Dewan Rempah Indonesia (DRI) Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Selasa (4/9).
(Foto: Antaralampung.com/Emir Fajar Saputra)


DRI Provinsi Lampung diharapkan dapat segera mengoptimalkan kinerjanya agar dapat mendorong petani untuk berbudidaya lada yang lebih baik lagi, dan dapat meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraan petaninya.

Sekda juga menjelaskan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan dan DRI pusat terus membantu petani lada di Provinsi Lampung dari Dana APBN mengingat keterbatasan dana APBD berupa kegiatan/program Rehabilitasi kebun lada yang sudah tua atau rusak, intensifikasi, ekstensifikasi dan program lainnya, bantuan alat pascapanen, dan bimbingan teknis terhadap kelembagaan tani atau yang lainnya.

Hamartoni mengharapkan agar DRI Lampung segera melakukan koordinasi, konsolidasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten yang menjadi sentra pengembangan kawasan lada seperti Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus, Waykanan dan Lampung Barat.

"Lakukan sinergitas dengan komitmen yang kuat untuk mengembalikan kejayaan lada hitam Lampung melalui program revitalisasi, peningkatan produksi, mutu dan kualitas," tambahnya.