Tiga Warga Lampung Utara Diduga Isis Dibebaskan

id Diduga ISIS, Warga Lampung Utara ISIS, ISIS di Lampung Utara

Kotabumi (ANTARA Lampung) - Tiga warga Desa Sidorahayu, Kabupaten Lampung Utara, yang diduga akan mengikuti aliran Islamic State of Iraq and Syria akhirnya dibebaskan oleh Densus 88 Mabes Polri, Senin (22/6).

Mereka kembali ke Lampung Utara, Jumat, kata Juwono, Camat Abung Semuli.

"Tadi Kasiati sekeluarga sudah sampai di sini bersama dengan petugas dari Dinas Sosial Provinsi Lampung yang langsung mengantarkan mereka ke Lampung Utara," katanya.

Sebelumnya, Trimanto (29), Sofiatun (37), dan Kasiati Warkam (50), selaku suami, istri, dan ibunya ini diamankan Tim Densus 88 Antiteror Polri, Jumat (19/6) sekitar pukul 17.35 WIB, di Bandara Soekarno-Hatta, karena diduga kuat terlibat jaringan ISIS untuk menjalani pemeriksaan intensif oleh tim Densus 88, setelah ditahan pada Sabtu (20/6).

Menurut informasi dari Mabes Polri, tiga warga Sidorahayu, Kecamatan Abung Semuli, Lampung Utara itu, telah dibebaskan oleh Densus 88 Mabes Polri, Senin (22/6).

Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Charliyan mengatakan, sebelum ditangkap Densus 88, ketiga warga ini sudah terbang ke Taheran, Turki. Di sana mereka dideportasi kembali ke Indonesia.

"Sampai ke Indonesia, mereka dibawa Densus 88, lalu diperiksa intensif di Mako Brimob Kelapa Dua. Tiga orang ini, suami, istri, dan ibunya," kata Anton, di Mabes Polri.

Setelah diperiksa intensif, ketiganya dikembalikan ke keluarganya melalui Dinas Sosial. Mereka dilepaskan karena memang belum ada indikasi tindak pidana yang dilakukan.

"Memang mereka mau berjihad, akan bergabung dengan ISIS, tapi `kan cara jihadnya salah," ujarnya.

Pada Jumat ini, ketiganya (Kasiati, Trimanto, dan Sofiatun) telah tiba di Kabupaten Lampung Utara. Sebelumnya, mereka terlebih dulu dititipkan di Kementerian Sosial Republik Indonesia selama sehari.

Kemudian, Dinas Sosial Provinsi Lampung menjemput mereka, dan langsung menuju ke Lampung Utara.

Setibanya di Lampung Utara, ketiganya dikumpulkan lebih dulu ke Balai Desa Sidorahayu, dengan dihadiri oleh kepala desa, Camat Abung Semuli, Kapolsek Abung Semuli AKP Tri Handoko, serta Kabid Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Lampung Utara Adi Guna, serta beberapa keluarga Kasiati dan warga sekitar.

Kepala Desa Sidorahayu, Sukri mengatakan, mereka diizinkan untuk menumpang lebih dahulu di rumah keluarganya di desa setempat.

Tetapi, pihaknya akan melakukan koordinasi dan pertemuan dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membahas, apakah mereka bertiga akan diterima dengan tangan terbuka atau tidak.

"Kami akan selenggarakan musyawarah untuk mencapai mufakat dulu soal menerima atau tidak ketiganya dapat menetap di Desa Sidorahayu," ujarnya.

Sementara ini, katanya lagi, mereka diizinkan untuk menumpang lebih dulu di kediaman keluarganya di Desa Sidorahayu, rumah Kasiem, anak keduanya.

Dia berharap kepada pemerintah setempat agar dapat memberikan pembinaan kepada warga sekitar, tentang pemahaman yang sifatnya bertentangan dengan agama, atau pun Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kapolsek Abung Semuli, AKP Tri Handoko mengingatkan kepada ketiganya bahwa dari pihak kepolisian sifatnya membantu pemerintahan di desa dalam menjaga kamtibmas.

Ia mengingatkan ereka dalam menjalani kehidupan, hendaknya warga dapat mematuhi dan tidak melanggar hukum.

Camat Abung Semuli Juwono menyampaikan harapan agar warga setempat dapat menerima ketiganya, dan persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat.

Selanjutnya, pihaknya akan melakukan pertemuan yang lebih luas, dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat di tempat tinggal keluarga Kasiati menetap.

"Dalam sehari dua hari ke depan, kepala desa akan melakukan pertemuan dengan mereka (Toga, Tomas) untuk membahas Kasiati sekeluarga," ujarnya lagi.

Trimanto mengaku mendapatkan hikmah untuk berhati-hati terhadap ajakan seseorang.

Namun, dia tidak menyebutkan siapa orang yang dimaksud.

Begitupula ketika disinggung mengenai awal mula terlibat persoalan tersebut, dirinya enggan berkomentar. "Maaf ya, saya lelah besok lagi," ujarnya seraya langsung meninggalkan ruangan.

Saat tatap muka di balai desa tersebut, ketiganya lebih banyak diam dan tidak menatap orang-orang di sekitarnya. Bahkan, ketika berbincang satu dengan lainnya, hanya dengan berbisik.

Mereka pun langsung beranjak meninggalkan ruang pertemuan Balai Desa Sidorahayu, dengan menumpangi kendaraan Toyota Kijang.

Kasiati, Trimanto (anak), serta Sofiatun (menantu) menuju kediaman Kasiem, untuk tinggal sementara di sini.