Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG)- Gunung Anak Krakatau (GAK) dalam dua minggu terakhir sulit dipantau secara visual karena gunung api aktif di Selat Sunda itu kerap tertutup kabut pada siang hari.
"Kemarin memang sempat terlihat asap putih dari kawah gunung api itu, setelah itu tidak terlihat lagi karena kabut," kata Andi Suardi, petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Kratau di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan, Kamis.
Ia menyebutkan, sepanjang Rabu terjadi kegempaan GAK sebanyak 232, namun tidak ada erupsi atau letusan.
"Jumlah kegempaan per hari tetap berkisar 100- 400 sehingga status gunung itu masih waspada," katanya.
Karena GAK kerap tertutup kabut, ia menyebutkan pemantauan gunung itu kerap bergantung pada alat seismograf saja.
Meski aktivitas GAK masih tercatat normal, namun harus tetap diwaspadai karena merupakan gunung api aktif yang kegempaannya selalu fluktuatif atau sulit diprediksi.
Berkaitan itu, ia meminta para nelayan dan wisatawan untuk tidak mendekati gunung itu dalam radius dua kilometer.
Berita Terkait
Kapal Basarnas KN SAR Bima Sena evakuasi 109 korban erupsi Gunung Ruang Sulut
Rabu, 1 Mei 2024 11:17 Wib
BNPB pastikan tak ada korban jiwa akibat erupsi Gunung Ruang
Selasa, 30 April 2024 16:20 Wib
Dompet Dhuafa Sulut bantu penanganan warga terdampak erupsi Gunung Ruang
Kamis, 25 April 2024 8:30 Wib
Badan Geologi sebut tsunami akibat Gunung Ruang bisa setinggi 25 meter
Kamis, 18 April 2024 12:02 Wib
PVMBG sebut Gunung Ruang tiga kali erupsi eksplosif
Rabu, 17 April 2024 9:47 Wib
Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 700 meter
Jumat, 12 April 2024 10:01 Wib
PVMBG ingatkan masyarakat bahaya awan panas guguran Gunung Karangetang
Senin, 25 Maret 2024 20:45 Wib
Manunggal Air TNI hidupkan Desa Gunung Haji menjadi lumbung pangan
Senin, 25 Maret 2024 13:25 Wib