Mendikbud ingatkan siswa tidur cukup hadapi UN

id anies baswedan un, mendikbud, un 2016

Mendikbud ingatkan siswa tidur cukup hadapi UN

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. (Antara/ Sigid Kurniawan)

...Belajar yang rajin, pagi siang malam. Kemudian pada saat mau UN, tidur yang cukup. Jangan tidur yang malam, setelah shalat Isya lalu tidur. Minimal delapan jam, ujar Mendikbud...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengingatkan siswa tidur yang cukup untuk menghadapi Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diselenggarakan pada Senin (4/4).

"Belajar yang rajin, pagi siang malam. Kemudian pada saat mau UN, tidur yang cukup. Jangan tidur yang malam, setelah shalat Isya lalu tidur. Minimal delapan jam," ujar Mendikbud Anies di Jakarta, Minggu.

Tidur yang cukup sangat diperlukan agar bisa menjawab pertanyaan pada soal UN dengan baik. Selain itu, yang terpenting dalam pelaksanaan UN, sambung Anies, adalah kejujuran siswa.

"Dalam UN, siswa harus jujur," cetus dia.

UN bagi peserta SMA/MA/SMK akan diselenggarakan pada 4 April mendatang. Sejak 2015, UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan melainkan digunakan untuk pemetaan.

Jumlah siswa SMA yang mengikuti UN sebanyak 1.367.755 siswa, kemudian siswa MA sebanyak 376.468, dan SMK sebanyak 827.163 siswa. Sementara jumlah sekolah yang ikut UNBK sebanyak 4.402 sekolah atau sekitar 927.000 siswa. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 554 sekolah.

"UNBK tidak boleh dipungut biaya, kalau dipungut biaya silakan lapor ke kami. Kalau dilaporkan, kami segera bergerak. Malah sekolah yang memungut biaya tersebut bisa dihentikan dari UNBK," tegas Mendikbud.

Kepala Pusat Penelitian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Nizam, segala persiapan untuk pelaksanaan UN telah berjalan dengan baik.

"Soal-soal sudah sejak beberapa minggu lalu sudah disalurkan ke daerah-daerah. Begitu juga untuk UNBK, persiapannya sudah berjalan dengan baik," kata Nizam.

Nizam menyebut yang paling dihargai dalam penerapan UNBK ini adalah saling berbagi sumber daya. Sekolah yang menyelenggarakan UNBK dapat menggunakan peralatan komputer yang ada di sekolah tersebut.

Sementara, sekolah yang peralatannya kurang, bisa memanfaatkan fasilitas lengkap yang tersedia di sekolah terdekat, terutama bagi sekolah yang memiliki fasilitas berlebih.

UNBK juga diselenggarakan di sekolah Indonesia yang ada di luar negeri seperti Singapura, Kuala Lumpur, Jeddah, Belanda, dan Moskow. Sementara, sembilan sekolah Indonesia di luar negeri lainnya masih menggunakan kertas. (Ant)