Kabul (Antara/Xinhua-OANA) - Juru bicara Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS) pada Rabu (29/7) mengkonfirmasi kematian pemimpin Taliban Mullah Mohammad Omar, dan mengatakan Omar meninggal pada musim panas 2013 tapi kematiannya dirahasiakan untuk menghindari kemerosotan moral petempur Taliban.
"Berdasarkan keterangan yang bisa dipercaya, NDS telah mengkonfirmasi pemimpin Taliban Omar telah meninggal secara misterius di satu rumah sakit di Karachi, Pakistan, dua tahun-empat bulan lalu," kata Juru BIcara Hassib Seddiqi kepada Xinhua.
Namun, juru bicara NDS tersebut, dinas intelijen Afghanistan, mengaakan perincian mengenai kematian Omar akan disiarkan kepada media ketika waktunya tepat, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Pernyataan itu dikeluarkan di tengah pembicaraan perdamaian antara wakil Taliban dan pejabat Pemerintah Afghanistan.
Babak pertama pembicaraan antara kedua pihak tersebut diselenggarakan di Pakistan pada awal Juli dan babak kedua direncanakan diadakan beberapa hari lagi, mungkin di Islamabad, Pakiatan.
Mullah Mohammad Omar, pria bermata satu yang dicari oleh Amerika Serikat dan telah lolos dari perburuan terbesar militer AS di wilayah itu selama 14 tahun belakangan, telah beberapa kali dilaporkan tewas, tapi tak seorang pun pernah melihat mayatnya.
Juru bicara Taliban belum mengeluarkan komentar mengenai pernyataan tersebut.
Mullah Omar, yang mendirikan Gerakan Taliban di Provinsi Kandahar di Afghanistan Selatan pada 1994 dan mengumumkan Keamiran Islam Afghanistannya setelah merebut Ibu Kota Afghanistan --Kabul, telah memimpin aksi perlawanan sengit sejak ambruknya pemerintah Taliban pada 2001. Ia berusaha mendirikan kembali Keamiran Islamnya di negara yang dicabik perang di Asia Tengah itu.
Penerjemah : Chaidar
Berita Terkait
Indonesia segera kirim 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan
Rabu, 20 September 2023 13:59 Wib
Jenderal AS sebut ISIS lebih kuat di Afghanistan
Jumat, 24 Maret 2023 13:32 Wib
Bertemu Taliban, PBB soroti pelanggaran hak perempuan
Sabtu, 21 Januari 2023 17:15 Wib
Sejumlah keluarga Afghanistan meminta agar Pangeran Harry diadili
Selasa, 17 Januari 2023 2:36 Wib
Turki 'prihatin' soal perempuan Afghanistan dilarang kuliah
Rabu, 21 Desember 2022 21:49 Wib
Kemlu: Indonesia belum akui Taliban
Jumat, 2 Desember 2022 16:23 Wib
Dompet Dhuafa siap kolaborasi merespon gempa bumi di Afghanistan
Jumat, 24 Juni 2022 20:08 Wib
Taliban melarang budi daya opium di Afghanistan
Minggu, 3 April 2022 17:46 Wib