Harga Daging Masih Tinggi

id daging sapi,bertahan tinggi,desember

Harga Daging Masih Tinggi

Pedagang daging sapi (ANTARA/Regina Safri)

Sejak bulan lalu memang harga daging sudah naik sekitar Rp500- Rp1.000 untuk setiap kilogramnya."
Bandarlampung,  (ANTARA Lampung) - Harga daging sapi di Kota Bandarlampung pada pekan pertama Desember 2014 masih bertahan tinggi seperti bulan lalu.
         
Sementara itu, stok sapi lokal dan sapi impor cukup banyak, sehingga harga daging diperkirakan tidak akan melambung menjelang Natal dan Tahun Baru 2015.
         
Sejumlah pedagang sapi di Pasar Lelang Bandarlampung, Selasa, menyebutkan harga daging sapi antara Rp80.000 hingga Rp100.000 per kilogram.
         
"Sejak bulan lalu memang harga daging sudah naik sekitar Rp500- Rp1.000 untuk setiap kilogramnya," kata Andre, salah seorang pedagang setempat.
         
Para pedagang memperkirakan harga daging sulit naik tinggi pasca-kenaikan harga BBM, karena permintaan atas daging tak kunjung meningkat volumenya.
         
"Yang penting dagangan habis terjual, meski keuntungan menjadi tipis," katanya.
         
Pedagang lainnya di Pasar Sukarema juga menyebutkan harga daging sapi bertahan tinggi berkisar Rp90.000- Rp100.000/kg.
         
"Daging sapi mudah didapatkan, namun harganya masih tinggi," kata Bude, salah satu pengunjung pasar tersebut.
         
Lampung termasuk sentra penggemukan sapi potong di Indonesia. Sekarang ini terdapat enam lokasi industri penggemukan sapi potong (feedlotter), belum termasuk usaha penggemukan oleh koperasi dan perorangan terutama di Kabupaten Lampung Tengah.
         
Enam lokasi itu terdapat di Lampung Tengah tiga perusahaan penggemukan sapi, Lampung Selatan dua, dan Lampung Timur satu tempat penggemukan sapi.
         
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah menyatakan tekadnya untuk terus memacu pengembangan usaha peternakan sapi peranakan ongole untuk menjadikan daerah itu sebagai lumbung ternak nasional.
         
Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, mengatakan sektor peternakan memiliki peran strategis untuk memajukan kesejahteraan masyarakat karena sejumlah kecamatan memiliki populasi ternak cukup besar.
         
Menurut dia, pengembangan itu akan didukung penuh oleh pemerintah baik dalam bentuk bantuan sektor peternakan maupun kemudahan akses pasar dalam dan luar daerah sehingga nilai jualnya lebih tinggi.
         
Para peternak, kata dia, akan diberikan akses permodalan melalui lembaga perbankan, kartu ternak dan juga rumah potong hewan yang higienis serta batuan lain seperti bantuan kandang koloni, teknologi pengolahan pakan serta teknologi reproduksi untuk indukan kualitas baik.
         
Nantinya, ternak dari Lampung Selatan sesuai dengan rencana Pemerintah Provinsi Lampung diharapkan dapat dikirim ke luar daerah seperti di Jakarta dalam bentuk karkas atau daging sehingga tidap perlu lagi mengirim sapi utuh seperti sebelumnya.
         
Bupati berharap, peternak jangan sampai menjual indukan sapi yang masih produktif untuk memperbanyak produksi kelahiran sapi-sapi batu di Lampung Selatan secara bertahap.
         
Sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Desy Romas menyatakan pengembangan sapi peranakan ongole (PO) di Lampung Selatan menjadi pusat pengembangan ternak terbaik di Indonesia.       

Ia menjelaskan bahwa pengembangan ternak di Kecamatan Tanjungsari merupakan satu-satunya di Lampung dan di Indonesia hanya ada dua, yakni di Lampung Selatan dan Kebumen, Jawa Tengah.
         
Ia menyatakan, pemerintah pusat akan menjadikan pengembangan sapi PO di Lampung Selatan menjadi pioner di Indonesia.