Anak Korsel : Selamatkan Kami, Kapal Mau Tenggelam

id Anak Korsel : selamatkan Kami, Kapal Mau Tenggelam

Anak Korsel : Selamatkan Kami, Kapal Mau Tenggelam

Mereka sedang menunggu anggota keluarga terkasih mereka yang hilang, di pelabuhan di Jindo, Korea Selatan, Rabu (16/4). Kapal feri yang membawa 459 penumpang, kebanyakan pelajar, dalam perjalanan malam ke pulau wisata, tenggelam di pantai bagian sel

Anak lelaki yang membuat panggilan pertama dan menyandang nama keluarga Choi, termasuk diantara mereka yang hilang. Suaranya gemetar dan terdengar begitu mendesak
Seoul (Antara/Reuters) - Panggilan darurat pertama dari kapal feri Korea Selatan yang tenggelam dilakukan oleh seorang anak lelaki dengan suara gemetar, tiga menit setelah kapal itu melakukan belokan terakhir.
        
Anak itu menelpon nomor darurat 119 yang tersambung ke kantor pemadam kebakaran, yang menyambungkannya ke penjaga pantai dua menit kemudian.
        
Panggilan telepon itu disusul oleh 20 panggilan dari anak-anak lain di dalam kapal ke nomor darurat tersebut, kata seorang petugas pemadam kebakaran kepada Reuters.
        
Kapal feri Sewol tenggelam Rabu lalu dalam perjalanan rutin dari pelabuhan Incheon ke pulau peristirahatan Jeju.
        
Dari 476 penumpang dan kru kapal, 339 diantaranya adalah murid-murid sebuah sekolah menengah dan guru-guru yang akan melakukan kegiatan luar sekolah.
        
Hanya 174 penumpang yang berhasil diselamatkan dan sisanya dinyatakan tewas tenggelam.
        
Anak lelaki yang membuat panggilan pertama dan menyandang nama keluarga Choi, termasuk diantara mereka yang hilang. Suaranya gemetar dan terdengar begitu mendesak, kata petugas kepada saluran televisi MBC.
        
Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk mengidentifikasikan kapal itu adalah Sewol.
        
"Selamatkan kami! Kami ada dalam kapal dan saya rasa kapal tenggelam," katanya seperti dikutip Yonhap.
        
Petugas pemadam kebakaran memintanya untuk memberikan telepon kepada kapten kapal, dan ia menjawab: "Maksud Anda guru?"
   
Pengucapan kata "kapten: da "guru" dalam bahasa Korea hampir sama.
        
Kapten kapal Lee Joon-seok (69) dan kru lain telah ditahan atas dakwaan pengabaian. Lee juga didakwa melakukan "perubahan jalur secara drastis tanpa menurunkan laju kapal".

        
Hanya patuhi perintah
   
Beberapa kru kapal, termasuk kapten meninggalkan feri yang tengah tenggelam, kata saksi mata, setelah mereka menyuruh semua penumpang untuk tetap berada dalam kabin.
        
Presiden Park Geun-hye mengatakan pada Senin, instruksi tersebut sama saja dengan "tindakan membunuh".
        
Banyak diantara anak-anak itu tidak mempertanyakan keputusan orang-orang yang lebih tua, seperti layaknya kebiasaan masyarakat Korea. Mereka membayar kepatuhan mereka dengan nyawa.
        
Empat kru kapal pada Selasa tampil di pengadilan dan menjawab singkat pertanyaan wartawan sebelum mereka dibawa kembali ke tahanan.
        
Salah seorang kru mengatakan mereka mencoba mencapai sekoci namun gagal karena kapal sudah miring.
        
Hanya dua dari 46 sekoci kapal bisa dilepaskan.
        
Dua kru lain berkata dengan kepala tertunduk sehingga tidak nampak siapa yang berbicara.
        
Salah seorang mengatakan ada kesalahan saat kapal berbelok. Kru lainnya mengatakan di saat terakhir ada perintah untuk meninggalkan kapal. Ia mengatakan, kru kapal berada di anjungan dan berusaha mengembalikan keseimbangan kapal namun gagal.
        
"Mungkin ada gir kemudi yang patah," kata salah seorang kru.
        
Menurut media, kapal tersebut kehilangan tenaga selama 36 detik, yang kemungkinan menjadi salah satu penyebab.
        
Media penyiaran KBS mengutip transkrip percakapan antara kru dengan pemantau lalu lintas laut, Jindo Vessel Traffic Services Centre, yang mengatakan para penumpang berulangkali diminta untuk tetap berada di tempat.
        
Selama setengah jam, kru di dek tiga terus menanyakan kepada anjungan melalui walkie-talkie apakah mereka bisa membuat perintah meninggalkan kapal, kata KBS.

        
Tidak ada seorangpun menjawab.
        
"Saat itu, kami tidak bisa mengkonfirmasikan situasi di anjungan," kata KBS mengutip seorang kru kapal.
        
"Kami terus mencoba untuk mencari tahu tapi ... karena tidak ada instruksi dari anjungan, kru di lantai tiga mengikuti instruksi dalam manual dan terus membuat pengumuman "tetap berada di tempat Anda". Setidaknya tiga kali."
   
Lee tidak berada di anjungan ketika kapal itu berbelok. Navigasi dikendalikan oleh seorang petugas level tiga berusia 26 tahun yang untuk pertama kalinya dipercaya menjalankan tugas itu, kata kru.
       
Dalam percakapan yang membingungkan antara kapal Sewol yang tenggelam dan petugas pemantau lalu lintas laut, kru mengatakan kapal tersebut menghubungi pelabuhan.
        
"Upayakan para penumpang mengenakan pelampung dan bersiap seandainya Anda harus meninggalkan kapal," kata petugas pemantau.
        
Sewol menjawab: "Sulit bagi penumpang untuk bergerak sekarang."

Penerjemah/Redaktur : S. Haryati/R. Nurdin/Hisar Sitanggang