Ia menjelaskan potensi penghimpunan dana zakat untuk kesejahteraan masyarakat dan umat di Lampung sangat besar, jika seluruh aparatur sipil negara baik di provinsi maupun kabupaten serta kota memberikan zakat dengan rutin.
"Kontribusi aparatur sipil negara ini tidak hanya dilakukan dalam tugas kedinasan saja, tapi harus dilakukan secara nyata melalui pembayaran zakat. Saya mengimbau juga agar Baznas bisa memanfaatkan teknologi agar masyarakat mudah dalam menyalurkan zakat mereka seperti melalui dompet digital atau platform digital dengan semakin muda maka akan mendorong masyarakat menyalurkan zakatnya dengan konsisten," katanya.
Dia melanjutkan selain memanfaatkan pembayaran digital untuk meyakinkan aparatur sipil negara dan masyarakat dalam menyalurkan zakatnya, Baznas harus bisa menunjukkan pertanggungjawaban penghimpunan dana secara rutin kepada umat yang sudah membayarkan zakat, infak, dan sedekah.
"Akuntabel dan pertanggungjawabannya sesuai aturan yang ada harus dilakukan, agar aparatur sipil dan masyarakat yakin dananya sudah tersalurkan tepat sasaran. Potensi aparatur sipil negara di provinsi saja sudah 19 ribu orang ini sangat besar bila semua bisa menyalurkan zakat secara rutin," ucap dia.
Ia pun mengharapkan agar aparatur sipil negara yang ada di pemerintah kabupaten serta kota bisa mencontoh ketaatan aparatur sipil negara yang ada di Pemerintah Provinsi Lampung dalam membayarkan zakat.
"Kekuatan zakat sangat kuat dalam mengurangi kesenjangan sosial, memberdayakan masyarakat miskin dan menciptakan keadilan sosial, kami mengapresiasi apa yang dilakukan dalam mengelola zakat ini, dan harapannya aparatur sipil negara di Lampung bisa menyalurkan zakatnya ke Baznas secara rutin. Apabila setiap aparatur sipil negara membayar zakat maka bisa memperluas dampak positif untuk masyarakat yang membutuhkan," tambahnya.
