BMKG modifikasi cuaca di enam titik, mulai dari Sumatra hingga Nusa Tenggara

id BMKG, modifikasi cuaca, cuaca ekstrem, sidang kabinet paripurna

BMKG modifikasi cuaca di enam titik, mulai dari Sumatra hingga Nusa Tenggara

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani (tengah atas) memberi laporan kepada Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025). (ANTARA/Fathur Rochman)

Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. J

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan modifikasi cuaca dilakukan di enam titik, mulai Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, mengingat Indonesia akan memasuki puncak musim penghujan pada Januari-Februari 2026.

Curah hujan akan meningkat signifikan di sejumlah daerah seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara. Selain itu, terdapat tiga siklon dan bibit siklon di sekitar wilayah Indonesia, yaitu siklon Bakung, bibit siklon 93S, dan bibit siklon 95S. Ketiganya berpotensi menyebabkan hujan ekstrem.

"Operasi modifikasi cuaca kita lakukan untuk mencegah awan-awan hujan mendekati daratan Indonesia. Jadi kalau dia mendekat, nanti awan hujan itu kita semai dengan bahan semai dari NaCl agar dia jatuh di tempat-tempat seperti di perairan, atau di laut, atau di tempat yang tidak berbahaya," kata Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12).

"Atau kalau sudah sampai di atas Jakarta, itu kita tebarkan kapur tohor atau CaO, supaya dia terpecah dan tidak terjadi hujan," imbuhnya.

Faisal menyebut, modifikasi cuaca mampu menurunkan curah hujan hingga 20-50 persen. "Jadi ini membantu untuk mengendalikan atau memitigasi bencana-bencana meteorologi yang mungkin diakibatkan oleh cuaca ekstrem," kata dia.

BMKG tengah melakukan modifikasi cuaca di enam titik, di antaranya yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung.

Faisal menyebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG, di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan, juga membuat platform info cuaca untuk transportasi darat, laut, dan udara.

BMKG bersama dengan instansi-instansi terkait senantiasa melakukan pemantauan dan antisipasi demi keselamatan masyarakat. Faisal meminta masyarakat waspada namun tetap tenang menghadapi potensi cuaca ekstrem.

"Kami sudah bekerja sama dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas. Untuk masyarakat, tetap tenang selama kita dapat memantau kondisi dan selalu bersiap untuk curah hujan tinggi dan gelombang tinggi," pungkasnya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG modifikasi cuaca di 6 titik, dari Sumatra hingga Nusa Tenggara

Pewarta :
Editor : Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.