Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Gubernur (Wagub) Lampung Jihan Nurlela mengatakan dengan adanya temu bisnis udang dapat memperluas penyerapan produk perikanan salah satunya udang asal Lampung ke pasar domestik.
"Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat besar dan harus terus dioptimalkan," ujar Jihan Nurlela berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Jumat.
Ia menyampaikan meskipun ekosistem industri udang di Lampung sudah terbentuk, namun adanya dinamika dan ketidakpastian pasar global menuntut terbentuknya terobosan serta inisiatif baru untuk memasarkan produk udang Lampung.
“Perlu ada terobosan dan inisiatif baru atas berbagai permasalahan yang muncul. Kita harus cepat dalam memitigasi risiko, agar produksi udang Lampung tetap terserap oleh masyarakat,” ucap dia.
Dia mengatakan adanya kegiatan temu bisnis produk udang tersebut merupakan salah satu langkah konkret untuk mengakomodasi pasar udang dalam negeri yang telah berjalan.
Melalui kegiatan tersebut Pemerintah Provinsi Lampung mendorong terbentuknya kemitraan yang kuat dan berkelanjutan antara pelaku usaha budidaya, pemasok udang, dan penyedia layanan makanan.
Ia berharap kegiatan ini dapat memperluas penyerapan produk udang Lampung sebagai alternatif menu bernilai gizi tinggi di sektor perhotelan dan jasa boga, sekaligus memperkuat dukungan terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Provinsi Lampung.
“Pada kesempatan ini, kami mengajak seluruh pihak, baik pemerintah daerah maupun para pemangku kepentingan lainnya, untuk bersinergi membangkitkan kembali konsumsi udang sebagai produk perikanan unggulan Provinsi Lampung,” ucap dia.
Tanggapan tambahan dikatakan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni.
"Industri perikanan Lampung, khususnya komoditas udang, selama ini merupakan sektor unggulan dan penopang ekspor nasional. Namun dalam beberapa waktu terakhir, pasar ekspor menghadapi hambatan akibat kebijakan tarif Amerika Serikat serta isu kontaminasi Cesium-137, yang berdampak pada menurunnya volume ekspor dan daya saing produk udang di pasar internasional," ujar Liza Derni.
Ia mengatakan untuk menjawab tantangan tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung bekerja sama dengan perangkat daerah terkait serta Shrimp Club Indonesia (SCI) menginisiasi kegiatan Temu Bisnis Pemasaran Udang Dalam Negeri.
Kegiatan itu bertujuan memperkuat pasar domestik dengan mempertemukan para pelaku industri udang, sehingga tercipta sinergi, peluang usaha baru, serta peningkatan serapan pasar lokal.
"Business matching ini digelar sebagai upaya memperluas penyerapan produk udang Lampung di pasar domestik, sekaligus membangun jejaring kerja sama antar pelaku usaha agar sektor kelautan dan perikanan semakin berdaya saing," tambahnya.
