G20 lakukan "segala yang diperlukan" perangi virus corona
Riyadh (ANTARA) - Kelompok 20 ekonomi terbesar dunia (G20) akan melakukan "apapun yang diperlukan" untuk mengatasi krisis akibat virus corona, dan akan menyuntikkan 5 triliun dolar AS ke dalam ekonomi global melalui langkah-langkah nasional sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi dampak wabah.
Setelah pertemuan luar biasa melalui tautan video, Kamis, para pemimpin G20 berkomitmen untuk menerapkan dan mendanai seluruh tindakan kesehatan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan sambil meminimalisasi kerusakan ekonomi dan sosial, dan untuk menghindari campur tangan yang tidak perlu terhadap perdagangan internasional.
Baca juga: Jokowi ikuti KTT LB G20 dari Istana Bogor
Mereka juga menyatakan keprihatinan tentang risiko terhadap negara-negara rapuh, terutama di Afrika, dan populasi seperti pengungsi, serta mengakui perlunya meningkatkan jaring pengaman keuangan global dan sistem kesehatan nasional.
"Kami sangat berkomitmen untuk menghadirkan persatuan melawan ancaman bersama ini," kata para pemimpin G20 dalam pernyataan bersama usai pertemuan yang berlangsung selama 90 menit..
Arab Saudi, ketua G20 saat ini, mengadakan pertemuan puncak di tengah kecaman atas lambatnya respons kelompok tersebut terhadap penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 470.000 orang di seluruh dunia, menewaskan lebih dari 21.000 orang, dan diperkirakan akan memicu resesi global.
Para pemimpin G20 menghadapi kekhawatiran yang berkembang tentang kemungkinan langkah-langkah proteksionis dan bersikeras pasar tetap terbuka.
"Langkah-langkah darurat yang bertujuan melindungi kesehatan menjadi target, proporsional, transparan, dan bersifat sementara."
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, dalam sambutannya, mengatakan bahwa G20 harus memulai kembali pergerakan barang dan jasa secara normal, termasuk pasokan medis yang penting, serta sesegera mungkin membantu memulihkan kepercayaan pada ekonomi global.
Kelompok ini berkomitmen untuk dukungan fiskal skala besar di atas 5 triliun dolar AS, langkah-langkah ekonomi, dan skema jaminan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus akan berpidato pada G20 untuk mencari dukungan guna meningkatkan pendanaan dan produksi peralatan perlindungan pribadi bagi para pekerja kesehatan di tengah kurangnya persediaan global.
"Kami memiliki tanggung jawab global sebagai umat manusia dan terutama negara-negara seperti G20," Tedros mengatakan pada konferensi pers di Jenewa, Rabu (25/3).
"Mereka harus dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia."
Di bidang kesehatan, para pemimpin G20 berkomitmen untuk menutup kesenjangan pembiayaan dalam rencana respons WHO dan memperkuat mandatnya serta memperluas kapasitas produksi pasokan medis, memperkuat kapasitas untuk merespons penyakit menular, dan berbagi data klinis.
Meskipun ada seruan untuk kerja sama, G20 berisiko terjerat dalam perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia dan gesekan antara Amerika Serikat dan China terkait asal mula wabah virus corona.
Sumber: Reuters
Setelah pertemuan luar biasa melalui tautan video, Kamis, para pemimpin G20 berkomitmen untuk menerapkan dan mendanai seluruh tindakan kesehatan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan sambil meminimalisasi kerusakan ekonomi dan sosial, dan untuk menghindari campur tangan yang tidak perlu terhadap perdagangan internasional.
Baca juga: Jokowi ikuti KTT LB G20 dari Istana Bogor
Mereka juga menyatakan keprihatinan tentang risiko terhadap negara-negara rapuh, terutama di Afrika, dan populasi seperti pengungsi, serta mengakui perlunya meningkatkan jaring pengaman keuangan global dan sistem kesehatan nasional.
"Kami sangat berkomitmen untuk menghadirkan persatuan melawan ancaman bersama ini," kata para pemimpin G20 dalam pernyataan bersama usai pertemuan yang berlangsung selama 90 menit..
Arab Saudi, ketua G20 saat ini, mengadakan pertemuan puncak di tengah kecaman atas lambatnya respons kelompok tersebut terhadap penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 470.000 orang di seluruh dunia, menewaskan lebih dari 21.000 orang, dan diperkirakan akan memicu resesi global.
Para pemimpin G20 menghadapi kekhawatiran yang berkembang tentang kemungkinan langkah-langkah proteksionis dan bersikeras pasar tetap terbuka.
"Langkah-langkah darurat yang bertujuan melindungi kesehatan menjadi target, proporsional, transparan, dan bersifat sementara."
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, dalam sambutannya, mengatakan bahwa G20 harus memulai kembali pergerakan barang dan jasa secara normal, termasuk pasokan medis yang penting, serta sesegera mungkin membantu memulihkan kepercayaan pada ekonomi global.
Kelompok ini berkomitmen untuk dukungan fiskal skala besar di atas 5 triliun dolar AS, langkah-langkah ekonomi, dan skema jaminan.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus akan berpidato pada G20 untuk mencari dukungan guna meningkatkan pendanaan dan produksi peralatan perlindungan pribadi bagi para pekerja kesehatan di tengah kurangnya persediaan global.
"Kami memiliki tanggung jawab global sebagai umat manusia dan terutama negara-negara seperti G20," Tedros mengatakan pada konferensi pers di Jenewa, Rabu (25/3).
"Mereka harus dapat mendukung negara-negara di seluruh dunia."
Di bidang kesehatan, para pemimpin G20 berkomitmen untuk menutup kesenjangan pembiayaan dalam rencana respons WHO dan memperkuat mandatnya serta memperluas kapasitas produksi pasokan medis, memperkuat kapasitas untuk merespons penyakit menular, dan berbagi data klinis.
Meskipun ada seruan untuk kerja sama, G20 berisiko terjerat dalam perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia dan gesekan antara Amerika Serikat dan China terkait asal mula wabah virus corona.
Sumber: Reuters