Pegiat lingkungan: Sekolah ramah sampah sebagai edukasi siswa jaga lingkungan

id Sekolah ramah sampah, pengurangan sampah di sekolah, pengelolaan sampah

Pegiat lingkungan: Sekolah ramah sampah sebagai edukasi siswa jaga lingkungan

Ilustrasi - Pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick di Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi

Untuk mengedukasi perubahan perilaku siswa agar mau dan mampu mengurangi sampah di lingkungan sekolahnya
Bandarlampung (ANTARA) - Pegiat lingkungan Lampung Iffah Rachmi mengatakan program sekolah ramah sampah dapat mengedukasi siswa menjaga lingkungan dan mengubah perilaku siswa untuk berkontribusi mengurangi sampah di lingkungan sekolah.
 
"Saat ini kita terus berupaya untuk menciptakan sekolah ramah sampah dengan bekerja sama dengan sekolah. Untuk mengedukasi perubahan perilaku siswa agar mau dan mampu mengurangi sampah di lingkungan sekolahnya," ujar Iffah Rachmi di Bandarlampung, Senin.
 
Ditargetkan dalam setahun melalui program sekolah ramah sampah, menurut dia, akan ada pengurangan sampah di sekolah sebanyak 35 persen dari jumlah total sampah yang dihasilkan di masing-masing sekolah.
 
"Ternyata setelah dilakukan pemetaan sampah di sekolah, contohnya di salah satu sekolah mampu menghasilkan 128 kilogram sampah per hari, dengan persentase 40 persen sampah organik, sedangkan 37 persen adalah sampah low value atau sampah yang dapat diolah menjadi produk turunan. Dengan edukasi perubahan perilaku maka setidaknya sampah bisa dikurangi sebanyak 35 persen," katanya.
 
Dari jumlah sampah yang terkumpul di sekolah, maka 37 persen dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga dibutuhkan kegiatan edukasi perubahan perilaku kepada siswa di sekolah agar dapat terbiasa mengurangi penggunaan barang yang dapat menimbulkan sampah, sekaligus mengelolanya.
 
"Ini bukan hanya masalah teknis tapi lebih ke mengarahkan perilaku anak sejak dini, agar lebih ramah lingkungan melalui edukasi. Contohnya, dengan mengubah kebiasaan menggunakan wadah plastik sekali pakai dan sterofoam dari pemesanan makanan katering yang menghasilkan sampah plastik diganti menggunakan yang organik yang bisa diolah lagi atau wadah yang bisa dipakai berulang," ucap dia.
 
Menurut dia, selain edukasi penggunaan barang yang tidak menghasilkan sampah plastik, para siswa sekolah pun dapat diajarkan untuk mengelola sampah yang mereka hasilkan menjadi berbagai produk turunan seperti menjadi pupuk organik, tas dan berbagai kerajinan tangan.
 
"Kegiatan edukasi perubahan perilaku tentang sampah di sekolah ini akan terus dilakukan, dan nanti akan ada pemetaan ulang di sekolah-sekolah untuk potensi sampah yang dihasilkan. Sehingga menciptakan banyak sekolah ramah sampah," tambahnya.
 
Ia mengharapkan melalui kegiatan edukasi perubahan perilaku dan pelaksanaan sekolah ramah sampah, maka lingkungan pendidikan dapat berkontribusi mengurangi sampah dan mendorong pemanfaatan sampah oleh siswa.
 
"Dengan ini kita membentuk siswa menjadi agen perubahan dari lingkup terkecil mereka di rumah dan sekolah, agar nanti di kemudian hari praktik baik untuk menjaga lingkungan serta mengurangi sampah bisa dilakukan di tengah masyarakat," ujar dia.

Baca juga: Bandarlampung segera terapkan sekolah ramah sampah

Baca juga: Program makan bergizi diimbangi gerakan food waste

Baca juga: Pj Gubernur Lampung minta kelola sampah plastik kurangi rusaknya lingkungan