Bandarlampung, (ANTARA Lampung) - PT Bukit Asam menyalurkan kepedulian sosial perusahaan (CSR) kepada Pemerintah Kota Bandarlampung berupa truk sampah untuk membantu membersihkan ibu kota Provinsi Lampung ini.
"Bantuan ini merupakan bentuk CSR dari PT Bukit Asam yang beroperasi di Kota Bandarlampung," kata GM PT BA Unit Pelabuhan Tarahan Tatra Muisa, di Bandarlampung, Kamis.
Dia mengatakan, bantuan tersebut sebagai bentuk sumbangsih PT BA dalam membantu masalah kebersihan di kota itu.
Ke depan, lanjut dia, akan ada bantuan lain yang akan diberikan kepada Pemkot Bandarlampung.
"Harapan kita masalah sampah dapat diatasi lebih cepat dengan adanya tambahan armada baru," katanya lagi.
Ia menyatakan pula bahwa hal itu merupakan salah satu kontribusi PT BA dalam membantu pembangunan Kota Tapis Berseri.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandarlampung Badri Tamam menyatakan, truk sampah sangat membantu untuk menciptakan kota yang lebih bersih.
"Bantuan ini sangat berguna, agar lebih banyak aramada kebersihan yang mengangkut sampah," kata dia lagi.
Dia mengatakan, semakin banyak aramada truk akan lebih baik, mengingat meskipun sampah yang ada sudah tiga kali diangkut, tapi masih saja ada warga yang membuangnya tidak tepat waktu.
Diharapkan, akan ada lagi bantuan seperti ini, sehingga Kota Bandarlampung bisa lebih cepat bersih dan masyarakat pun bisa tepat waktu dalam membuang sampah.
Sejumlah warga mengeluhkan masih ada oknum masyarakat yang membuang sampah sembarangan, terutama pada tanah kosong milik orang lain.
"Lihatlah di tanah kosong milik orang yang tak terjaga, digunakan warga lain untuk membuang sampah, ini kan keterlaluan," kata Nasril, warga Kota Bandarlampung.
Ia mengungkapkan, bahkan di dekat Pemakaman Muslim Jl Nusantara, Bandarlampung tepat di depan pintu gerbang salah satu gudang sempat dijadikan lokasi membuang sampah oleh warga sekitar, sehingga oleh pemilik gudang diberikan peringatan berupa tulisan dengan menyebut nama hewan bagi yang masih membuang sampah di tempat ini.
Selain itu, masih ada sejumlah warga di Bandarlampung terbiasa membakar sampah di lingkungan permukiman sekitar rumah mereka, sehingga dikeluhkan asap dan baunya oleh warga setempat karena kondisi rumah yang sudah padat dan saling berdekatan.*