G20 Empower sinergi swasta dan pemerintah dukung kepemimpinan perempuan

id Yessie D. Yosetya ,g20,kepemimpinan perempuan

G20 Empower sinergi swasta dan pemerintah dukung kepemimpinan perempuan

Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya. (ANTARA/ Anita Permata Dewi)

Jakarta (ANTARA) - Chair G20 Empower Yessie D. Yosetya mengatakan G20 Empower merupakan satu-satunya inisiatif di dalam kepresidenan G20 yang mengusung aliansi pemimpin sektor swasta dan pemerintah untuk bersama-sama mengadvokasi dan mendukung kemajuan perempuan dalam posisi kepemimpinan di sektor swasta dan publik.

"Dengan aliansi tersebut, akan mempercepat kepemimpinan perempuan di sektor swasta dan G20 adalah yang mempunyai model kemitraan yang menyatukan lebih dari 60 pemimpin bisnis di level C X dan juga perwakilan pemerintah langsung sehingga isu yang relevan bisa langsung ditindaklanjuti," kata Yessie dalam webinar "Media Talk: Road to Plenary Meeting 1", yang diikuti di Jakarta, Jumat.

Sementara Women 20 atau W20 merupakan engagement group yang bertujuan untuk mendorong adopsi komitmen G20 dalam isu perempuan.

Kementerian PPPA bersama dengan XL Axiata dan IWAPI menjadi focal point dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha melalui G20 EMPOWER. 

Salah satu isu yang akan dibahas dalam G20 Empower adalah upaya untuk mendorong kepemimpinan perempuan di sektor swasta.

Saat ini, menurut dia, begitu banyak situasi dan paradigma yang yang tidak proporsional bagi perempuan, baik itu di sektor swasta maupun publik.

"Secara global memang terjadi peningkatan setiap tahunnya untuk keterwakilan perempuan pada level pengambil keputusan di sektor swasta maupun publik, tetapi belum cukup memberdayakan perempuan. Untuk itulah, kita memerlukan indikator, perencanaan, hingga aktivitas terukur yang bisa mendorong percepatan keberhasilan pemberdayaan perempuan," tutur Yessie.

Terdapat lima indikator pengukur (KPI) yang telah ditetapkan pada G20 Empower, yaitu pembagian peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level, persentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi upah/gaji (gender pay gap), persentase perempuan dalam jajaran direksi perusahaan dan persentase perempuan terkait pekerjaan teknis (terutama dalam isu sains, teknologi, teknis dan matematika serta male dominated industries).

Kelima indikator ini ditargetkan dapat tercapai 100 persen di seluruh negara anggota G20 pada tahun 2025 mendatang.