Gojek dampingi korban di Papua, usut penipuan aplikasi diretas Rp28 juta

id gojek,penipuan gojek,penipuan gopay,gopay,social engineering

Gojek dampingi korban di Papua, usut penipuan aplikasi diretas Rp28 juta

Logo - GoFood. ANTARA/HO-www.gojek.com/pri. (ANTARA/HO-www.gojek.com)

"Sangat disayangkan Ibu Prameswara dan salah satu mitra pengemudi kami telah menjadi korban dari modus penipuan berbasis social engineering melalui telepon yang mengatasnamakan Gojek," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia,
Jakarta (ANTARA) - Gojek menyatakan akan mendampingi korban penipuan di Sorong, Papua yang kehilangan Rp28 juta karena diretas setelah menggunakan aplikasi layanan transportasi online ini.

"Sangat disayangkan Ibu Prameswara dan salah satu mitra pengemudi kami telah menjadi korban dari modus penipuan berbasis social engineering melalui telepon yang mengatasnamakan Gojek," kata Head of Regional Corporate Affairs Gojek for East Indonesia, Mulawarman, melalui pesan tertulis, Kamis.
Baca juga: Gojek sediakan jalur pelaporan bagi pelanggan

Gojek sudah menemui korban dan memberi penjelasan atas kasus ini, mereka akan mendampingi korban sampai pelaku ditemukan dan uang yang dibobol dari akun bank korban dikembalikan.

"Gojek membantu korban untuk menyediakan bukti-bukti yang dibutuhkan dalam proses pembuatan laporan ke pihak kepolisian," kata Mulawarman.

Seorang penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) di Sorong, Prameswara, kehilangan uang Rp28 juta di akun bank karena ditipu pelaku yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, setelah dia memesan makanan lewat layanan pesan-antar makanan GoFood.

Peristiwa itu terjadi pada 6 Januari lalu, Prameswara memesan makanan dan menggunakan pembayaran lewat dompet digital GoPay. Dia kemudian ditelepon oleh seorang yang mengaku sebagai pengemudi Gojek, yang mengambil pesanan GoFood.
Baca juga: GoFood kuasai 75 persen pangsa pasar layanan pesan-antarmakanan

Pelaku mengaku saldo GoPay di akunnya sedang bermasalah sehingga dia meminta korban untuk mengirim uang ke akun pribadinya agar pesanan bisa dibeli. Setelah itu dia memberi instruksi pada korban untuk mengirim uang menggunakan e-banking atau ATM.

Korban, yang tidak curiga, mengikuti anjuran tersebut. Dia baru sadar ada yang tidak beres setelah menerima SMS dari bank. Korban pun ke bank untuk membuat cetak rekening koran, dia kehilangan Rp28.000.000 setelah transaksi dengan penipu.