Bagaimana Pengusutan Pembunuhan Pelajar SD Persit?

id Bagaimana Pengusutan Pembunuhan Pelajar SD Persit?

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Sudah sebulan lebih kematian pelajar SD Kartika II (Persit) Bandarlampung masih menjadi misteri penyebab dan siapa pelaku pembunuhnya.

Sebanyak 26 orang saksi dalam kasus pembunuhan Agung Budi Wibowo (11), pelajar kelas VI SD Kartika II Bandarlampung, telah diperiksa oleh pihak kepolisian, namun belum menetapkan tersangka pelaku yang diduga masih keluarga korban.

"Kasus ini masih dalam penyelidikan dan sudah 26 orang saksi yang diperiksa, kami masih akan melakukan gelar perkara karena tempat kejadian perkaranya berada pada dua tempat yang berbeda," kata Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung Kompol Dery Agung Wijaya, di Bandarlampung, Senin (11/11).

Dia menegaskan bahwa meskipun pihaknya telah menerima hasil penelitian forensik atas kendaraan yang diduga digunakan untuk menculik korban, pihaknya belum bisa menyimpulkan siapa pelakunya.

Korban Agung jasadnya ditemukan telah mengambang di Sungai (Way Sekampung) Bendung Argoguruh Tegineneng Kabupaten Pesawaran pada hari Sabtu (5/10) sekitar pukul 16.00 WIB.

Menurut dia, seluruh bukti-bukti kasus itu masih dikumpulkan untuk memperkuat bukti penetapan tersangka sehingga ketika diajukan ke persidangan sangat kuat berkas dakwaannya.

"Perkara ini ditangani gabungan dua polres, yaitu Polres Lampung Selatan dan Polresta Bandarlampung mengingat kejadiannya pada dua tempat yang berbeda," kata dia lagi.

Sebelumnya, Agung Budi Wibowo (11) telah dinyatakan hilang sejak Kamis (3/10) saat pulang sekolah, dan beberapa hari kemudian ditemukan warga di sungai di Tegineneng, Sabtu (5/10), dalam kondisi telah meninggal dunia.

Pada tubuh putra pengusaha kelapa sawit itu ditemukan ada bekas luka pukulan benda tumpul di bagian wajahnya, dan diduga bocah tersebut telah dibunuh.

Orang tua Agung diketahui bernama Bajuri dan ibunya Nanik Maryani. Menurut mereka, anaknya itu telah hilang sejak pulang sekolah.

Berdasarkan informasi, korban dijemput seorang lelaki menggunakan mobil yang diketahui penjemputnya bukan kerabat korban yang biasa menjemputnya.

Menurut Rudi, teman sekelas Agung, dia melihat rekannya itu pada Kamis, sebelum Agung dinyatakan hilang, dan saat itu korban dijemput seorang lelaki menggunakan mobil.

"Hari Kamis itu Agung sekolah, pada pukul 12.00 WIB dia dijemput sama laki-laki. Katanya kakaknya bernama Ad, dan laki-laki itu bukan orang yang biasa menjemput Agung," kata Rudi pula.

Purwati (63), nenek korban, mengatakan bahwa Agung tidak diketahui keberadaannya sejak Kamis, dan ketika dijemput di sekolahnya sudah tidak ada. Padahal, sejumlah teman sekolahnya menuturkan, hari itu Agung ada dan sekolah seperti biasanya.

"Saya kaget, begitu mendapat kabar bahwa Agung sudah ditemukan dan dalam keadaan sudah meninggal dunia. Jasadnya ditemukan sudah mengambang di sungai di daerah Tegineneng dan setelah itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Bandarlampung," katanya lagi.

Informasi dari pihak keluarga korban, saat ini juga telah beralih meminta bantuan pendampingan hukum kepada Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandarlampung dari penasihat hukum sebelumnya, agar kasus pembunuhan anaknya itu dapat segera terbongkar oleh polisi dan pelakunya juga segera ditangkap.

Pihak LBH Bandarlampung membenarkan bahwa keluarga korban telah meminta bantuan untuk mendorong agar kasus ini segera diketahui siapa sebenarnya pelakunya, dan polisi diminta tak perlu ragu mengungkapkan siapa pun pelaku pembunuhan pelajar SD yang bersekolah di Yayasan Pendidikan Persit dikelola Korem 043/Garuda Hitam Lampung tersebut.