Program Beasiswa Hanura untuk Pendidikan Lampung (Terbersit Masa Depan Gemilang Bagi Kaum Duafa)

id umitra

Program Beasiswa Hanura untuk Pendidikan Lampung (Terbersit Masa Depan Gemilang  Bagi Kaum Duafa)

Suasana tes Penerimaan Mahasiswa Baru di Umitra Lampung.(FOTO: ANTARA LAMPUNG/Humas Umitra)

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Namanya Yuleha, kelahiran Panjang, 12 Desember 1993, gadis yang bertempat tinggal di Jl Teluk Ambon, gang Gelatik DI Panjang Bandarlampung ini merupakan salah satu alumni Madrasah Aliyah di Bandarlampung.

Selain cerdas, dia selalu masuk ranking lima besar di sekolahnya.

Yuleha juga aktif dalam pelbagai aktivitas kegiatan di sekolahnya maupun di luar sekolah.  

Ia merupakan aktivis Gerakan Pramuka baik di gugus depan maupun di dewan kerja.  

Sulung dari dua bersaudara ini sudah ditinggal ibunya sejak beberapa tahun yang silam.

Karenanya, ia terlihat jauh lebih dewasa, dan mandiri.

Ayahnya hanya seorang penarik becak.  

Pemasukan per hari pun tak tentu, menurut Yuleha bergantung kesehatan dan keberuntungan bapaknya hari itu.

Namun Yuleha tidak berputus asa, niatnya untuk kuliah semakin membara.  

Dan beruntungnya melalui informasi yang ia dapatkan dari teman sesama anggota Pramuka-nya, ia mendapatkan informasi sekaligus memperoleh rekomendasi dari  DPD Partai Hanura Provinsi Lampung untuk berkesempatan kuliah di Umitra Lampung.

Sosok lainnya, Trisni Candra Wati, kelahiran Kotabumi, Lampung Utara, 22 Oktober 1993, seusai tamat SMK tahun ini, ia kebingungan untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.  

Tapi, dia patut bersyukur, selain berprestasi di bidang akademik, Trisni juga memiliki banyak prestasi lainnya.

Dia pernah menjadi juara tari, dan juara pencak silat tapak suci tingkat Provinsi Lampung.
 
Remaja putri yang memiliki keahlian khusus dalam seni bela diri pencak silat ini, berasal dari keluarga sangat sederhana.

Sang bapak hanya penjual mainan anak-anak di Taman Santap Lampung Utara, sedangkan ibunya ikut menopang perekonomian keempat anaknya dengan berjualan gado-gado di depan kantor Samsat Kotabumi.

Tentu saja dengan pendapatan yang terbilang pas-pasan.

Kisah seperti dialami Yuleha dan Trisni tidak sendirian, masih banyak nama dan prestasi akademik yang  bersinar semasa SMA, namun akan tampak suram dan belum bersinergi dengan kondisi perekonomian keluarga.  

Sebut saja  beberapa nama calon mahasiswa lainnya, seperti Ayu Istiharo (orang tuanya hanya penjual air bersih keliling di daerah Panjang ), Mihroji (cleaning service di sebuah PTS di Bandarlampung), Joko Supryanto (office boy yang orang tuanya hanya pedagang tembakau di lapak kecil), begitupula puluhan calon mahasiswa lainnya yang berasal dari 13 kabupaten atau kota yang ada di Provinsi Lampung.  

Mereka memiliki latar belakang tingkat perekonomian yang kurang, sebagian bahkan sudah yatim dan yatim piatu.  

Banyak profesi dari orang tua mereka yang bisa menggambarkan kehidupan kesederhanaan profesi calon mahasiswa ini, ada yang orang tuanya penjual bakso keliling, ada yang penjual kacamata keliling, buruh bangunan, buruh batu bata, pekerja di tambal ban, pedagang petis, pedagang gorengan, pedagang nasi uduk, sopir serep, kondektur bus, pedagang sayur keliling, pelayan di rumah makan sederhana, bahkan orang tua yang pengangguran karena baru terkena PHK dari kantornya.

Affan Zaldi Erya, Kepala Bagian Umitra Information Share, menyebutkan untuk tahun ini sudah menerima ratusan mahasiswa penerima beasiswa dari jalur Hanura itu.  

Mereka berasal dari seluruh penjuru Provinsi Lampung dengan latar belakang tingkat perekonomian yang kurang, namun sebagian besar dari mereka adalah siswa berprestasi di sekolah asalnya.

Program beasiswa ini murni merupakan dedikasi dari DPD Partai Hanura Lampung, yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Aldi, panggilan akrab Affan itu, banyak juga dari calon mahasiswa penerima beasiswa ini yang berprestasi tidak hanya dalam skala daerah, bahkan nasional.

Seperti Indri Apriani yang pernah menjadi juara Olimpiade Fisika tahun 2006 se-Bandarlampung, Rena Ulfa Latifah (juara I O2N Pencak Silat SMA se-Bandarlampung), Rendi Gustama Putra (juara menulis persuasif Perpustakaan Daerah Lampung, dan juara Lomba Teknologi Tepat Guna).

Lalu ada Yaksibun yang berasal dari Sidomulyo, Lampung Selatan yang pernah menjadi juara karate Kadet Adhyaksa Cup 2007, selain pernah menjadi juara scrabble dan juara speak contest.  

Lalu, ada pula Eka Astuti (juara English Quick dan News Casting selama tiga tahun berturut-turut di Bandarlampung), Dewi Ratnasari yang berasal dari Kedondong, Pesawaran yang adalah juara lomba PMR Wira se-Sumbagsel tahun 2011.

Mayoritas calon mahasiswa memiliki prestasi akademik yang di atas rata-rata, baik peringkat terbaik ujian nasional (UN), peringkat terbaik sekolah, kelas maupun acapkali mewakili sekolahnya dalam perlombaan yang berkaitan dengan ekstra kurikuler maupun intrakurikuler.

Tak jarang, Aldi mengaku, sempat menemui calon mahasiswa yang bercerita tentang latar belakang keluarganya sambil terisak.  
Ia pun ikut terhanyut tatkala ada dua orang remaja putri yang berasal dari Padangcermin, Pesawaran berkeinginan kuat untuk mendapatkan beasiswa Hanura dari Umitra karena mereka berdua ingin mengubah hidupnya di masa mendatang, tapi tidak ingin memperberat beban orang tua dalam membiayai perkuliahannya.  

Kedua remaja putri ini berasal dari orang tua atau keluarga yang berbeda.  

Persamaan keduanya adalah ibu mereka sama-sama pedagang sayur keliling yang berjualan keluar masuk kampung dengan berjalan kaki.  

Bahkan satu di antara dua remaja putri ini menyebutkan, ketika masih SMA sepulang sekolah ikut berkeliling menjajakan sayuran bersama ibunya.

Beasiswa dari Partai Hanura ini, membuka kesempatan untuk berkuliah di Umitra bagi sejumlah ratusan kaum duafa seperti mereka.
 
Persyaratan umum adalah lulus SMA/sederajat, berasal dari keluarga tidak mampu, mengikuti tes dan wawancara, untuk jenjang S-1/D-3 Ekonomi dan Informatika.  

Beasiswa ini dalam rangka memperingati Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-67, berlangsung hingga bulan September ini.

Persyaratan teknis dan pendaftaran juga relatif mudah, hanya melampirkan salinan ijazah berikut raport, kartu keluarga, rekomendasi dari kelurahan dan  terakhir rekomendasi dari DPD Partai Hanura .  

Guna mendapatkan informasi yang lebih rinci tentang kegiatan ini, selain dapat menghubungi kampus Umitra, Jl Zainal Abidin Pagar Alam No 7 Bandarlampung, juga dapat menghubungi Sekretariat DPD Hanura Lampung di Jl KH Ahmad Dahlan No. 38 Pahoman Bandarlampung.

Ketua DPD Partai Hanura Lampung, Dr (C) H Andi Surya menyebutkan, pemberian beasiswa dari Partai Hanura ini merupakan bagian dari amanah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Salah satu bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan sosial, khusunya generasi muda yang ke depannya akan menjadi intelektual pemimpin bangsa," ujar Andi.

Harapan Andi, mudah-mudahan beasiswa dari Partai Hanura ini dapat benar-benar dimanfaatkan secara optimal, dan berguna bagi mereka yang ingin kuliah di perguruan tinggi namun terkendala karena faktor ekonomi.