"Penyakit flu Singapura atau hand, foot, mouth disease disebabkan oleh virus genus Enterovirus dan yang paling sering adalah Coxsackievirus serta Human Enterovirus 71 (HEV 71)," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Edwin Rusli berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Sabtu.
Ia mengatakan di daerahnya, kasus flu Singapura, total suspek atau terduga baru pada periode Januari hingga Mei ini sebanyak 145 kasus yang tersebar di 13 kabupaten dan kota.
"Data suspek ini berasal dari kumpulan kasus dengan gejala klinis flu Singapura. Sedangkan untuk mengkonfirmasi secara pasti harus melakukan pemeriksaan laboratorium," katanya.
Dia menjelaskan dari 145 kasus suspek flu Singapura, kasus suspek terbanyak ada di Kota Bandarlampung dengan jumlah 46 kasus suspek, kemudian di Kabupaten Lampung Barat 32 kasus suspek, Kota Metro 20 kasus suspek, Kabupaten Tulang Bawang Barat 17 kasus suspek.Kemudian 9 kasus suspek di Tanggamus, 5 kasus suspek di Tulang Bawang, 4 kasus suspek di Pringsewu, 3 kasus suspek di Pesawaran, 2 kasus suspek flu Singapura di Pesisir Barat, dan masing-masing 1 kasus suspek di Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Mesuji.
"Penyakit hand, foot, mouth disease sering ditemui di anak-anak, terutama pada usia di bawah 10 tahun. Namun, bisa juga terjadi pada remaja serta orang dewasa," ucap dia.
Menurut dia, gejala yang sering timbul umumnya ringan, sehingga dapat hilang dalam beberapa hari. Penyakit tersebut ditandai dengan adanya demam yang berlangsung 1-2 hari, kemudian muncul ruam pada kulit, dan benjolan di kaki, tangan, serta mukosa mulut.
Selanjutnya penderita akan cenderung mengalami kurang nafsu makan, lesu, dan nyeri di tenggorokan. Dan ada beberapa kasus yang timbul luka di siku tangan, lutut dan lipatan paha.
"Penyakit ini bisa menyebar melalui cairan tubuh yang keluar saat bersin, dan batuk, lalu cairan dari luka melepuh, permukaan benda yang terkontaminasi dari feses pengidap," cakapnya.
Untuk mengantisipasi persebaran flu Singapura dengan mencukupi anak dengan makan sehat bergizi, menjaga pola hidup sehat dan bersih, melakukan desinfeksi secara rutin, mengajarkan anak tidak menyentuh mulut serta hidung ketika sudah menyentuh benda lain, dan menggunakan peralatan makan, mandi sendiri tidak bercampur dengan orang lain.
Untuk mengantisipasi persebaran flu Singapura dengan mencukupi anak dengan makan sehat bergizi, menjaga pola hidup sehat dan bersih, melakukan desinfeksi secara rutin, mengajarkan anak tidak menyentuh mulut serta hidung ketika sudah menyentuh benda lain, dan menggunakan peralatan makan, mandi sendiri tidak bercampur dengan orang lain.
"Pertolongan pertama saat terkena penyakit ini dapat segera ke fasilitas pelayanan kesehatan, mengisolasi sementara penderita agar tidak menularkan ke anggota keluarga, menerapkan PHBS, tidak menggunakan alat rumah tangga bersamaan, dan sementara waktu menggunakan masker saat bersin dan batuk," ujar dia.