Pospera Lampung Timur Gelar Dialog Publik

id pospera lampung timr, dialog kebangsaan

Pospera Lampung Timur Gelar Dialog Publik

Dialog Publik Kebhinekaan diselenggarakan Ormas Pos Perjuangan Rakyat (Pospera) digelar di Balai Desa Gunung Agung Kecamatan Sekampung Udik, Lampung Timur, Jumat (23/12) (FOTO: ANTARA Lampung/ist)

...Negara yang paling kaya adalah Indonesia karena karagaman suku, agama, budaya, dan bahasa sehingga perlu dijaga kekayaan ini...
Sekampung Udik, Lampung Timur (ANTARA Lampung) - Ormas Pos Perjuangan Rakyat (Pospera) di Kabupaten Lampung Timur menggelar dialog publik tentang kebinekaan dalam rangka menjaga pluralisme yang diharapkan terus tumbuh di daerah ini.

Ketua Pospera Lampung Timur Edi Purnomo di Sekampung Udik, Sabtu, mengatakan bahwa tantangan yang dapat mengusik kebinekaan di tengah masyarakat terus berlangsung dan perlu diantisipasi bersama-sama untuk menjaganya tetap utuh.

Oleh karena itu, Pospera setempat menggelar dialog sebagai sarana untuk tetap menumbuhkan kebinekaan di tengah masyarakat, khususnya di Kabupaten Lampung Timur.

Dialog itu digelar di Balai Desa Gunung Agung, Kecamatan Sekampung Udik, Jumat (23/12), yang diikuti ratusan warga setempat dan sejumlah tokoh agama dan masyarakat.

Dialog publik itu mengangkat tema "Dialog Antarumat Beragama sebagai Upaya Menjaga Nilai Pluralisme dalam Bingkai Kebinekaan", dengan menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Khudori Janah, Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Umat Islam Lampung Timur, Ketua Parisada Hindu Dharma Lampung Timur Wayan Sutapa, Ketua FKUB Kristiani Lampung Timur Maydun Purba, dan Kapolsek Sekampung Udik Iptu Abadi.

Khudori Janah mengungkapkan toleransi yang diterapkan oleh umat Islam selama ini telah dibangun sejak lama.

Ia mencontohkan pada era kemerdekaan saat negara Indonesia menentukan ideologi negaranya, umat Islam tidak memilih syariat Islam sebagai ideologi negara, tetapi memilih Pancasila karena khawatir akan memecah belah persatuan bangsa.

Ketua Parisada Hindu Dharma Lampung Timur Wayan Sutapa mengatakan bahwa masyarakat Hindu juga sudah lama menjaga pluralisme, seperti yang terdapat di Provinsi Bali dengan umat Hindu di sana menjaga umat agama lainnya saat melaksanakan ibadah hari besar keagamaannya.

Wayan berpesan agar Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45 bisa ditanamkan dalam sanubari masyarakat sehingga kebinekaan tidak tercabik-cabik, mengingat saat ini kebinekaan mulai tergerus.

Sementara itu, Ketua FKUB Kristiani Maydun Purba menyatakan Bhinneka Tunggal Ika sebagai kebinekaan merupakan fakta, bukan sebuah rencana atau angan-angan semata.

Fakta berikutnya adalah keragaman yang menjadi kekayaan Indonesia.

"Negara yang paling kaya adalah Indonesia karena karagaman suku, agama, budaya, dan bahasa sehingga perlu dijaga kekayaan ini," katanya.

Ia meminta masyarakat waspada terhadap ideologi global yang masuk ke semua negara, termasuk ke Indonesia.

"Ideologi yang kita anut dan pas adalah Pancasila," ujarnya.

Kapolsek Sekampung Udik Iptu Abadi mengatakan bahwa kepolisian setiap saat menjaga stabilitas keamanan di tengah masyarakat dan terus melakukan pembinaan demi menjaga pluralisme.

Dialog publik itu diisi pula dengan sesi tanya jawab untuk mencari akar permasalahan terkikis nilai-nilai kebinekaan dan solusi penanganannya. (Ant)