Bandarlampung (ANTARA) - Komando Distrik Militer (Kodim) 0410/Kota Bandarlampung (KBL) menekankan pentingnya kesiapsiagaan semua pihak dalam menghadapi bencana alam yang dapat kapan saja bisa terjadi di kota ini dengan melaksanakan latihan gabungan.
"Latihan penanggulangan bencana alam ini digelar guna meningkatkan kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam menghadapi potensi bencana, baik dari personel TNI, Polisi, Pemerintah Kota Bandarlampung dan unsur masyarakat," kata Kasdim 0410/KBL, Letkol Inf Soefrianes Salam di Bandarlampung, Senin.
Menurutnya, kegiatan ini juga menegaskan komitmen kuat seluruh komponen bangsa untuk bersinergi dalam melindungi masyarakat, khususnya saat terjadi bencana alam.
"Tentu pentingnya kolaborasi dan kesiapsiagaan bencana. Kita sebagai manusia boleh berusaha, tapi yang menentukan semuanya adalah Yang Maha Kuasa. Untuk itu, kita harus selalu siap sedia, apalagi kita sebagai aparat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang bertanggung jawab kepada masyarakat,” kata dia.
Ia mengatakan latihan kebencanaan ini memiliki tujuan strategis untuk mempertajam kemampuan prajurit Kodim 0410/KBL beserta seluruh jaringannya, termasuk BPBD, Polri, Tagana, Damkar, PMI, Satpol PP, Pramuka, dan relawan dalam menghadapi berbagai skenario bencana, seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran pemukiman.
"Melalui latihan semacam ini, Kodim 0410/KBL tidak hanya siap memberikan respons cepat dan tepat dalam operasi tanggap darurat, tetapi juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya siaga bencana," kata dia.
Ia berinisiatif membentuk Tim Siaga Bencana yang terdiri atas gabungan TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung, dan Pramuka.
"Mulai malam ini kita ada yang siaga bencana. Nanti akan kami buatkan surat perintahnya. Tim ini akan selalu siap digerakkan apabila diperlukan,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Bandarlampung Sarkoni mengatakan pentingnya menjaga alam sebagai bentuk pencegahan.
"Bencana alam adalah teguran dari Allah agar kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Pesan saya, bila kita jaga alam, alam akan menjagamu,” kata dia.
Dia mengatakan penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya institusi tertentu.
Sehingga, konsep petahelix yang melibatkan lima unsur, yaitu pemerintah daerah, wirausaha, masyarakat, cendekiawan, dan akademika (termasuk Pramuka) menjadi fokus utama dalam melakukan penanggulangan bencana.
“Semua gerakan kita harus terarah dan terkoordinasi melalui BPBD setempat, tidak boleh sendiri-sendiri, seperti yang pernah kami lakukan saat pengiriman bantuan ke Aceh,” kata dia.
Baca juga: Damkar Lamsel sebut sinergisitas lintas instansi tingkatkan siaga bencana
Baca juga: Logistik penanggulangan dampak bencana di Lampung tersedia
Baca juga: Pemprov Lampung siapkan langkah kesiapsiagaan potensi bencana hidrometeorologi
