BKKBN dan KNPI Lampung berikan edukasi pencegahan stunting di Kota Metro

id Stunting

BKKBN dan KNPI Lampung berikan edukasi pencegahan stunting di Kota Metro

Kepala BKKBN Provinsi Lampung, dr. Nurizky Permanajati bersama dengan Wakil Ketua Bidang Anak Jalanan Dan Terlantar KNPI Provinsi Lampung, Farah Nuriza Amelia foto bersama dengan ratusan ibu-ibu di Metro. (ANTARA/Hendra Kurniawan)

Metro sendiri sudah turun dari angka 19 koma sekian turun menjadi 10,4 persen. Jadi turunnya itu sekitar 9,4 persen. Itu angka yang luar biasa untuk Kota Metro, tambahnya
Metro (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung bersama Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) melaksanakan sosialisasi pencegahan stunting kepada ibu-ibu Kota Metro di Aula Kelurahan Ganjar Agung, Metro Barat, Senin. 

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya percepatan penurunan stunting tingkat nasional lantaran stunting masih menjadi ancaman yang harus menjadi perhatian oleh semua pihak.

"Indonesia punya cita-cita untuk mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 dan perjalanannya kita ada bonus demografi yang memang sekarang sedang berjalan dan posisi stunting itu tentunya menjadi hambatan untuk mewujudkan Indonesia yang maju berkualitas dan berdaya saing,"  kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, dr. Nurizky Permanajati.

Karena itu, kata dia, stunting ini harus bisa dicegah, sebab jika anak sudah terkena stunting maka akan sulit untuk disembuhkan. Selain itu, anak yang stunting akan lebih mudah sakit dibanding anak-anak pada umumnya. 

"Maka sosialisasi ini penting karena stunting itu bentuknya permanen loh, karena kita sekarang mencegah stunting baru. Kalau anak sudah terkena stunting maka intervensinya sudah agak sulit, jika ini dibiarkan maka akan menjadi beban keluarga lingkungan dan pemerintah daerah hingga pemerintah pusat," terangnya.

Nurizky menerangkan, BKKBN memiliki kewenangan menjadi koordinator penanganan stunting berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 72 tahun 2021. Sehingga pihaknya telah melakukan sejumlah langkah penanganan.

Oleh sebab itu, BKKBN melakukan berbagai upaya seperti membentuk  TPPS atau tim penanganan penurunan stunting mulai dari tingkat pusat sampai tingkat desa. 

"Kemudian kita juga sudah membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan hingga kader PKK. Tugasnya apa, untuk mendampingi keluarga-keluarga yang berisiko stunting. Dan kita juga sudah membuat gerakan bapak atau bunda asuh anak stunting, ini gerakan yang melibatkan seluruh komponen anak bangsa yang konsen untuk sedikit memberikan donasi kepada keluarga-keluarga yang beresiko stunting,"ucapnya.

Ia menjelaskan, Provinsi Lampung menjadi wilayah peringkat ketiga yang sukses menurunkan angka stunting. Saat ini di Provinsi Lampung hanya terdapat satu wilayah yang kasus stuntingnya masih tinggi.

"Kalau dari Lampung sudah cukup bagus karena secara nasional kita ada di angka 15,2 persen dan itu terbaik nomor 3 di tingkat nasional setelah Bali dan DKI Jakarta. Angkanya dari tahun 2021 sebanyak 18,5 persen kemudian di disurvei pada Tahun 2022 kemarin turun menjadi 15,2 persen. Jadi provinsi Lampung sudah turun 3,3 persen," terangnya.

"Metro sendiri sudah turun dari angka 19 koma sekian turun menjadi 10,4 persen. Jadi turunnya itu sekitar 9,4 persen. Itu angka yang luar biasa untuk Kota Metro. Di Lampung angka stunting paling tinggi itu adalah di Kabupaten Pesawaran," tambahnya.

Selain itu, dirinya juga memastikan ancaman stunting di Lampung masih akan terus ada seiring dengan tingkat kehamilan yang tinggi.

"Selama masih ada yang hamil, maka resiko stanting akan tetap ada dan kita harus terus berupaya melakukan penurunan. Dan ini tugas kita bersama, melibatkan pemerintah swasta, masyarakat, media dan perguruan tinggi," pungkasnya.

Sekertaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan keluarga berencana (DP3AP2KB) Kota Metro, Jonizar Arifin menyebut, Pemkot Metro sudah secara maksimal untuk menurunkan angka stunting. 

"Di dinas kami juga secara maksimal melakukan sosialisasi kepada warga sekitar melalui kader-kader tim pendamping keluarga pada tingkatan kecamatan dan kelurahan. Tentunya ini bertujuan untuk bagaimana tingkat stunting di kota Metro menjadi turun sesuai dengan harapan pemerintah pusat. Dari tahun kemarin sampai tahun ini penurunan sebenarnya sangat signifikan, artinya dengan apa yang kita lakukan selama ini telah membuahkan hasil," ucapnya. 

Ia juga menyebutkan bahwa isu stunting masih menjadi ancaman lantaran stunting bukan hanya muncul pada masyarakat dengan ekonomi kelas menengah kebawah melainkan juga ekonomi kelas menengah ke atas.

"Kegiatan-kegiatan seperti ini menjadi salah satu upaya kita untuk melakukan penurunan angka stunting yang ada di kota Metro. Karena penanganan stunting bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah siapa saja melainkan peran semua unsur untuk bersama bekerja keras melaksanakan program penurunan stunting di tingkat daerah kita masing-masing," paparnya. 

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Anak Jalanan Dan Terlantar KNPI Provinsi Lampung, Farah Nuriza Amelia menyebut bahwa stunting menjadi persoalan serius yang harus ditangani.

"Kan kita tahu bahwa stunting ini dapat membuat anak-anak kita terlambat di sekolah untuk belajar juga, tubuhnya juga tidak memiliki tinggi yang normal dan kita ingin anak-anak kita kedepannya dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat cerdas dan dapat bersaing tidak cuma di Indonesia saja tapi kalau bisa sampai ke kancah internasional," paparnya.

Ia mengajak seluruh anggota KNPI dan pemuda Indonesia untuk ikut berperan serta dalam melakukan sosialisasi penurunan angka stunting. 

"Yang persiapan mau menikah juga nanti dan kemudian ketika hamil juga kehamilannya sehat, sehingga anaknya yang lahir juga nanti terhindar dari stunting, seperti itu. Kalau bisa ya anak-anak KNPI di seluruh Provinsi Lampung dapat terus mensosialisasikan bahaya stunting ini dan kedepannya Indonesia bebas dari stunting," tandasnya.

Dalam kegiatan ini, BKKBN juga menggandeng salah satu tokoh perempuan di Kota Metro, Anna Morinda untuk turut serta memberikan edukasi tentang upaya pencegahan stunting kepada kaum ibu.