Kembalikan kejayaan, Lampung ekspor lada hitam melalui Vietnam
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional sebagai bagian dari cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Pringsewu, Lampung (ANTARA) - Provinsi Lampung melaksanakan seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional melalui Vietnam, sebagai bagian dari cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung yang pernah dialami sebelumnya.
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional dilaksanakan oleh PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pemerintah daerah dan para mitra, di Dusun Losari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (28/11)
Ekspor lada hitam Lampung ini merupakan bagian dari Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) yang merupakan kemitraan sektor publik dan swasta yang dikenal dengan Public Private Partnership (PPP).
Proyek ini didanai oleh Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) dan Keith Spicer Ltd, diimplementasikan bersama oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Keith Spicer Ltd bersama PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) serta didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung, perbankan, dan pihak terkait lainnya sebagai bagian cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) dilaksanakan tahun 2021-2025 bertujuan untuk meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung, khususnya oleh sedikitnya 1.000 petani yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik seperti USDA NOP, EU, JAS serta standar Rainforest Alliance untuk pertanian berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Dr Samsudin SH, MH, MPd diwakili Kepala Dinas Perkebunan Lampung Ir. Yuliastuti, MTA menyatakan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian di Provinsi Lampung adalah dengan cara peningkatan ekspor dari komoditas perkebunan, yaitu lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper).
Menurut dia, manfaat dari kegiatan ekspor bukan hanya untuk para pelaku usaha, tetapi juga membuka lapangan kerja kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan para petani sesuai dengan cita-cita bersama untuk “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung” dalam mewujudkan Visi "Rakyat Lampung Berjaya".
"Dari sisi keragaman perkebunan, kita memiliki lada hitam yang merupakan komoditas utama penopang ekonomi petani Lampung, karena seperti yang kita ketahui bersama Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, bahkan disebut sebagai 'tanah lado' (tanah lada) karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani lada," katanya lagi.
Seremonial ekspor lada hitam Lampung ke pasar internasional dilaksanakan oleh PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) bersama Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), pemerintah daerah dan para mitra, di Dusun Losari, Desa Sumber Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Kamis (28/11)
Ekspor lada hitam Lampung ini merupakan bagian dari Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) yang merupakan kemitraan sektor publik dan swasta yang dikenal dengan Public Private Partnership (PPP).
Proyek ini didanai oleh Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ) dan Keith Spicer Ltd, diimplementasikan bersama oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Keith Spicer Ltd bersama PT Mitra Agro Usaha Perkebunan (MAUP) serta didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Lampung, perbankan, dan pihak terkait lainnya sebagai bagian cita-cita bersama untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung.
Proyek Lada Organik (Lada Lestari Lampung) dilaksanakan tahun 2021-2025 bertujuan untuk meningkatkan produksi lada secara berkelanjutan di Provinsi Lampung, khususnya oleh sedikitnya 1.000 petani yang tersebar di Kabupaten Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat melalui penerapan praktik sistem pengendalian internal (ICS) dan standar organik seperti USDA NOP, EU, JAS serta standar Rainforest Alliance untuk pertanian berkelanjutan.
Penjabat (Pj) Gubernur Lampung Dr Samsudin SH, MH, MPd diwakili Kepala Dinas Perkebunan Lampung Ir. Yuliastuti, MTA menyatakan bahwa salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian di Provinsi Lampung adalah dengan cara peningkatan ekspor dari komoditas perkebunan, yaitu lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper).
Menurut dia, manfaat dari kegiatan ekspor bukan hanya untuk para pelaku usaha, tetapi juga membuka lapangan kerja kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan para petani sesuai dengan cita-cita bersama untuk “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung” dalam mewujudkan Visi "Rakyat Lampung Berjaya".
"Dari sisi keragaman perkebunan, kita memiliki lada hitam yang merupakan komoditas utama penopang ekonomi petani Lampung, karena seperti yang kita ketahui bersama Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, bahkan disebut sebagai 'tanah lado' (tanah lada) karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani lada," katanya lagi.