Jakarta (ANTARA) -
Berdasarkan data laporan program, hingga tahun 2023 doctorSHARE telah melakukan 4.763 operasi mayor, 7.238 operasi minor, 1.150 operasi katarak.
Lalu ada 4.035 Pemeriksaan USG dan pelayanan ANC, 240.882 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, 270 pengobatan kaki pengkor, serta penyuluhan kesehatan kepada 58.203 warga.
"Selama pelayanannya, doctorSHARE melihat perlunya inovasi berkelanjutan dan keterlibatan dari semua pihak untuk penyediaan layanan kesehatan yang layak," kata Tutuk.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, akses fasilitas Kesehatan di Indonesia masih belum merata.
Banyak masyarakat Indonesia yang merasa kesulitan mengakses fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas.
Terdapat 62,8 persen masyarakat Indonesia mengatakan bahwa akses untuk mendapatkan layanan kesehatan di Rumah Sakit masuk dalam kategori sulit dan sangat sulit.
Selanjutnya jika menilik ke akses masyarakat pada layanan di fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas, masih ada 50,2 persen masyarakat yang merasa sulit dan sangat sulit.
Tutuk berharap dengan hadirnya kapal ketiga yang baru diluncurkan pada Minggu di Ancol dapat menjangkau masyarakat lebih dalam, khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki akses terbatas.
"Dengan harapan dapat membantu pemerintah daerah dalam menghadirkan akses pelayanan kesehatan di sana," kata dia.
DoctorSHARE adalah organisasi kemanusiaan non-profit yang memfokuskan diri pada pelayanan kesehatan dan bantuan kemanusiaan. Resmi berdiri pada 19 November 2009.
DoctorSHARE yang didirikan Lie Dharmawan ini memberikan layanan kesehatan melalui rumah sakit apung (RSA). Kapal RSA dr. Lie Dharmawan III (Putra Tomia) menjadi kapal ketiga setelah RSA Nusa Waluya II dan RSA dr. Lie Dharmawan II (Bahenol II).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 310 ribu orang telah peroleh layanan kesehatan lewat rumah sakit apung