Bangkalan Madura kembangkan wisata halal
Jakarta (ANTARA) - Dalam upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur akan mengembangkan wisata halal yang mendapat dukungan penuh dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Dalam diskusi dengan civitas akademika dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Jawa Timur, (1/4), Sandiaga menjelaskan konsep wisata halal berfokus pada layanan yang lebih luas dengan mengusung tiga konsep, yaitu need to have, good to have, nice to have.
Need to have artinya sebuah destinasi mempunyai fasilitas tempat ibadah yang layak hingga makanan yang halal. Good to have memiliki tujuan agar wisatawan memperoleh pengalaman yang berkesan serta berbeda.
Sedangkan nice to have adalah wisata halal di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain.
"Wisata halal adalah tambahan layanan atau extended services, ada tiga kategori layanan yang pertama yang harus ada adalah makanan halal, tempat ibadah, water friendly washroom, dan no islamaphobia. Kemudian, good to have dan nice to have," ujar Sandiaga dalam siaran resminya dikutip pada Sabtu.
Lebih lanjut Sandiaga menyebutkan bahwa konsep tersebut dijabarkan pada lima komponen antara lain hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket tur halal, dan keuangan halal.
"Bangkalan sendiri sudah punya modal infrastruktur pendukung secara holistik seperti nanti akan dibangun Islamic Science Park. Kami yakin pariwisata halal ini akan membangkitkan ekonomi di Madura Raya, dan membuka peluang usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Menparekraf juga menjelaskan wisata halal telah menarik devisa dari para pelancong muslim dengan optimal. Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia sebesar 200,3 miliar dolar AS atau sebesar 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global sebesar 1,66 triliun dolar AS.
"Dengan demikian, Indonesia berada di urutan ke-5 dari 'TOP 5 Negara Muslim Traveler' dengan pengeluaran terbesar setelah Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Kuwait," kata Sandiaga.
Turut hadir bersama Menparekraf Rektor UTM Muh. Syarif; Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran dan turut hadir mendampingi Menparekraf dalam kesempatan tersebut, Staf Khusus Menteri Parekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf Amin Abdullah; Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.
Dalam diskusi dengan civitas akademika dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, Jawa Timur, (1/4), Sandiaga menjelaskan konsep wisata halal berfokus pada layanan yang lebih luas dengan mengusung tiga konsep, yaitu need to have, good to have, nice to have.
Need to have artinya sebuah destinasi mempunyai fasilitas tempat ibadah yang layak hingga makanan yang halal. Good to have memiliki tujuan agar wisatawan memperoleh pengalaman yang berkesan serta berbeda.
Sedangkan nice to have adalah wisata halal di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain.
"Wisata halal adalah tambahan layanan atau extended services, ada tiga kategori layanan yang pertama yang harus ada adalah makanan halal, tempat ibadah, water friendly washroom, dan no islamaphobia. Kemudian, good to have dan nice to have," ujar Sandiaga dalam siaran resminya dikutip pada Sabtu.
Lebih lanjut Sandiaga menyebutkan bahwa konsep tersebut dijabarkan pada lima komponen antara lain hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket tur halal, dan keuangan halal.
"Bangkalan sendiri sudah punya modal infrastruktur pendukung secara holistik seperti nanti akan dibangun Islamic Science Park. Kami yakin pariwisata halal ini akan membangkitkan ekonomi di Madura Raya, dan membuka peluang usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," katanya.
Menparekraf juga menjelaskan wisata halal telah menarik devisa dari para pelancong muslim dengan optimal. Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia sebesar 200,3 miliar dolar AS atau sebesar 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global sebesar 1,66 triliun dolar AS.
"Dengan demikian, Indonesia berada di urutan ke-5 dari 'TOP 5 Negara Muslim Traveler' dengan pengeluaran terbesar setelah Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Kuwait," kata Sandiaga.
Turut hadir bersama Menparekraf Rektor UTM Muh. Syarif; Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imran dan turut hadir mendampingi Menparekraf dalam kesempatan tersebut, Staf Khusus Menteri Parekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kemenparekraf/Baparekraf Amin Abdullah; Direktur Wisata Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran Kemenparekraf/Baparekraf, Masruroh; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.