Menilik potensi pariwisata jadi sumber pertumbuhan ekonomi Lampung

id pariwisata lampung,pertumbuhan ekonomi,sektor jasa Oleh Satyagraha

Menilik potensi pariwisata jadi sumber pertumbuhan ekonomi Lampung

Salah satu destinasi wisata unggulan pantai di wilayah Lampung Selatan, Lampung (ANTARA/Satyagraha)

Pencapaian statistik ini membuktikan bahwa pengembangan potensi pariwisata Lampung sudah berada di jalur yang tepat.

Bandarlampung (ANTARA) - Sektor pariwisata, saat ini menjadi primadona untuk dikembangkan lebih lanjut guna mendukung kinerja perekonomian, karena bermanfaat untuk menciptakan lapangan kerja di sektor jasa dan menyumbang pendapatan di daerah.

Bagi wisatawan, menikmati keindahan alam dan budaya di berbagai kawasan wisata bisa menjadi sarana healing, apalagi hasil visual kreatif di media sosial yang muncul selama perjalanan sangat bermanfaat untuk menyimpan kenangan atau menjadi cuan.

Simbiosis mutualisme ini yang menyebabkan beberapa kawasan wisata terkenal di Indonesia menjadi kebanjiran turis, terutama setelah berakhirnya era pandemi, beberapa di antaranya Bali dan Lombok.

Potensi inilah yang dibidik oleh Pemerintah Provinsi Lampung, yang ingin terus mengembangkan potensi kawasan ujung selatan Sumatera, sebagai salah satu objek wisata baru serta wilayah layak investasi.

Lampung yang selama ini mengandalkan pertumbuhan dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyadari bahwa pengembangan potensi pariwisata sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Banyak sekali faktor yang menjadikan Lampung sebagai tujuan wisata baru, salah satunya berbagai kawasan pantai yang indah untuk bersantai di sepanjang Teluk Lampung serta pantai untuk surfing bagi pencinta adrenalin di kawasan Pesisir Barat.

Kemudian, wisata pegunungan yang menyajikan hamparan awan yang membentang di bawah bukit juga tersedia di kawasan Lampung Barat, yang selama ini terkenal dengan komoditas kopi, dan bisa dijangkau sekitar lima jam perjalanan darat dari Kota Bandarlampung.

Keseluruhan kawasan wisata itu dibantu oleh ketersediaan akses darat yang relatif mudah dijangkau, seiring dengan membaiknya layanan kapal penyeberangan Merak-Bakauheni serta mulusnya jalan tol Trans Sumatera yang melintasi Bumi Ruwa Jurai ini.

Dampak paling nyata yang dirasakan dengan kehadiran wisatawan tersebut bisa terlihat setiap Sabtu malam di Kota Bandarlampung. Keramaian di ibu kota Lampung itu paling terpusat di tempat-tempat kuliner dan pusat oleh-oleh.

Kendaraan berpelat nomor luar kota Lampung yang hilir mudik setiap malam Minggu turut meramaikan jalanan kota, yang sebetulnya tidak terlalu lebar, sehingga menimbulkan kemacetan.

Para investor pun sudah melihat potensi peningkatan kunjungan wisatawan ini, karena salah satu jaringan hotel internasional telah membuka cabang di salah satu pinggir pantai di Kabupaten Pesawaran.

Kenaikan kunjungan wisatawan, khususnya domestik, bukan isapan jempol. Berdasarkan data dinas pariwisata setempat, pada 2024, terdapat 18 juta wisatawan domestik, dengan rata-rata pengeluaran mencapai Rp1,6 juta per kunjungan.

Pada 2025, jumlah itu diperkirakan melonjak menjadi 28 juta kunjungan wisatawan, dengan belanja rata-rata Rp1,8 juta per kunjungan.

Untuk membidik kedatangan wisatawan yang lebih tinggi, Pemerintah Provinsi Lampung mulai rutin mengadakan kegiatan UMKM, kuliner, maupun festival budaya yang erat kaitannya untuk pengembangan potensi daerah di sektor pariwisata.

Hal yang terbaru adalah perhelatan Lampung Festival, dengan tema "Coffee and Tourism" yang bertujuan untuk menjadikan komoditas kopi sebagai daya tarik wisata serta Festival Lampung Selatan 2025 untuk meningkatkan potensi sektor pariwisata dan UMKM lokal di Lampung Selatan.

Salah satu objek wisata budaya, kleteng di Kota Bandarlampung, Lampung (ANTARA/Satyagraha)


Sinergi

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat sektor jasa yang menjadi penopang industri pariwisata turut menjadi penyumbang perekonomian di Lampung pada triwulan III 2025 yang tumbuh sebesar 5,04 persen (yoy).

Lapangan usaha yang berkaitan dengan sektor pariwisata tersebut antara lain jasa perusahaan yang tumbuh 1,34 persen di triwulan III berkat meningkatnya aktivitas biro perjalanan wisata, diikuti jasa transportasi dan pergudangan yang tumbuh 4,62 persen seiring peningkatan aktivitas udara, laut dan darat, serta akomodasi, makanan dan minuman yang tumbuh 7,35 persen.

Pencapaian statistik ini membuktikan bahwa pengembangan potensi pariwisata Lampung sudah berada di jalur yang tepat. Hanya saja, optimalisasi pencapaian tersebut harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Oleh karena itu, pemerintah daerah segera mengembangkan dua Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dengan memanfaatkan potensi wisata kawasan pantai, yaitu di Bakauheni, Lampung Selatan, dan Pesawaran pada 2026.

Menurut rencana, pengembangan kawasan ekonomi khusus di Bakauheni akan mencakup luas kawasan sekitar 5.000 hektare dan kawasan ekonomi khusus di Pesawaran, dengan luasan 1.000-1.400 hektare.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengharapkan melalui kehadiran kawasan ini, maka dalam 10-20 tahun ke depan, Lampung dapat memiliki dua wilayah wisata, dengan fasilitas pendukung yang sangat bagus.

Tentu saja, pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi menjadi kata kunci yang bisa dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung bersama pemangku kepentingan terkait agar konsep pariwisata berkelanjutan dapat terus diterapkan.

Sinergi ini dapat dimulai dari kolaborasi antara pemerintah daerah yang dapat berkontribusi dari sisi regulasi perizinan dan kebijakan, serta masyarakat lokal, akademisi dan investor swasta yang mendukung dari sisi pemberdayaan, inovasi dan bisnis.

Hal krusial lainnya juga baik untuk dilakukan, seperti pembenahan sarana infrastruktur jalan maupun fasilitas pendukung, seperti toilet, tempat informasi dan pusat oleh-oleh, agar wisatawan tidak kesulitan dan merasa nyaman selama berwisata.

Kemudian, penguatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan keterampilan komunikasi, pengetahuan mengenai objek wisata serta pelayanan konsumen harus dilakukan agar mereka lebih terampil dalam melayani wisatawan yang datang.

Selanjutnya, strategi pemasaran dengan memanfaatkan media sosial maupun teknologi informasi menjadi hal penting lainnya, karena konten virtual yang menarik dan informatif dapat membantu memperkenalkan keindahan alam dan budaya setempat.

Terakhir, pengembangan produk dan konsep pariwisata setempat bisa dilakukan dengan menggali potensi lokal yang unik di masing-masing wilayah, dengan tetap menyeimbangkan dampaknya terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Berbagai inisiatif tersebut juga dapat dikolaborasikan dengan nilai-nilai tradisional serta keberagaman dan keramahan masyarakat Lampung yang bisa menjadi nilai plus untuk menyambut para tamu dengan tangan terbuka.

Streotipe bahwa Lampung merupakan wilayah yang kurang aman dan jalan yang rusak juga perlahan mulai terkikis, seiring dengan pembenahan sistem keamanan dan perbaikan infrastruktur jalan yang terus diupayakan.

Dengan berbagai langkah yang diupayakan secara konsisten, sektor pariwisata Lampung ke depan dapat memperkuat daya tahan perekonomian daerah, karena pariwisata terbukti mampu membuka peluang baru di beragam sektor jasa lainnya.

Harapannya, potensi Lampung tersebut dapat berkontribusi lebih terhadap kapasitas regional di wilayah Sumatera, setelah tercatat mengalami pertumbuhan terbaik ketiga pada triwulan III 2025 di bawah Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menilik potensi pariwisata jadi sumber pertumbuhan ekonomi Lampung

Editor : Agus Wira Sukarta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.