Lima kabupaten kota di Provinsi Jambi saat ini nihil kasus COVID-19

id Zonasi COVID-19 Jambi

Lima kabupaten kota di Provinsi Jambi saat ini nihil kasus COVID-19

Perkembangan data zonasi COVID-19 Provinsi Jambi. Lima kabupaten kota di Jambi nol kasus COVID-19. (Antara/Satgas COVID-19 Provinsi Jambi)

Jambi (ANTARA) - Dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, saat ini lima daerah yang nihil kasus positif COVID-19 yang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan yang di sediakan oleh pemerintah.

"Lima kabupaten dan kota nol kasus COVID-19," kata Kepala Bidang Informasi Publik Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Jambi Johansyah di Jambi, Jum'at.

Lima kabupaten dan kota yang sudah tidak lagi terdapat pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jambi yakni Kota Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi, Bungo, Merangin dan Kabupaten Sarolangun.

Hingga saat ini juga tersisa 26 orang pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan yang tersebar di enam kabupaten dan kota.

Di antaranya masing-masing delapan orang di Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari. Kemudian lima orang di Kabupaten Kerinci, tiga orang di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dua orang di Kabupaten Tebo dan satu orang di Kabupaten Tanjab Timur.

Kemudian dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, dua daerah berada pada zona hijau COVID-19 yakni Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Sarolangun dan delapan daerah lainnya berada pada zona kuning COVID-19 atau zona risiko rendah penularan COVID-19.

Agar zonasi COVID-19 terus meningkat dan tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 Satgas COVID-19 Provinsi Jambi terus melakukan percepatan vaksinasi COVID-19. Dimana hingga 31 Desember 2021 Satgas COVID-19 Jambi menargetkan capaian vaksinasi sebesar 70 persen.

Selain itu penerapan protokol kesehatan dengan menerapkan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan di air mengalir menggunakan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas ke luar daerah.

"Terutama menjelang libur natal dan tahun baru agar masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, sehingga lonjakan kasus yang di khawatirkan terjadi tidak terjadi," kata Johansyah.*