Banda Aceh (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menginginkan kuliner Mie Aceh bisa menjajaki pasar Eropa serta negara lainnya, dan potensi itu dinilai dapat terwujud melalui Program Indonesia Spice Up the World.
“Saya ingin melihat ada Mie Aceh di New York, ada di London, dan itu dimungkinkan dengan program kita Indonesia Spice Up the World, Mie Aceh goes to the world,” kata Menparekraf Sandiaga Uno di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno usai meninjau beberapa produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Museum Rumoh Aceh, Kota Banda Aceh.
Menparekraf menyebutkan dirinya telah mencicipi berbagai macam kuliner dari Tanah Rencong itu. Terdapat beberapa kuliner yang berpotensi menjajaki pasar global, salah satunya Mie Aceh, yang jauh lebih terkenal dari Ayam Tangkap dan kuliner Aceh lainnya.
Namun, kata dia, selama ini kuliner berbasis mie masih sangat kurang menjajaki pasar global. Berbeda dengan kuliner Tanah Air yang berbasis daging telah banyak ditemukan di berbagai negara seperti rendang, soto, sate, dan nasi goreng.
“Sedangkan yang berbasis mie ini belum ada. Jadi Mie Aceh ini kita bisa kembangkan, apalagi ada crab (kepiting) nya jadi harganya meningkat, kita bisa buat festival Mie Aceh se-dunia, jadi bagian daripada spice up the world,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga menilai produk ekonomi kreatif di Aceh sangat berkualitas. Karena perajinnya telah berpengalaman secara turun temurun sehingga dapat menghasilkan produk yang layak ekspor.
“Jadi keunggulan produk ekonomi kreatif di Aceh ini sangat layak diangkat ke level internasional,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
"Menurut saya, ini yang dibutuhkan untuk membangun ekonomi kita, karena ekspor kriya, kuliner, sedang kita genjot agar derajat perdagangan kita lebih kuat ke depan," katanya lagi.
Baca juga: Mencicipi ragam kuliner kaya rempah yang "nendang" dan sedap khas Serambi Makkah
Baca juga: Aceh gelar Festival Mi 2019