Gubernur Jatim minta dilakukan tes PCR kepada warga positif hasil "rapid test"

id gubernur jatim,rapid test,pcr test,covid-19,penanganan corona,virus corona,corona,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Gubernur Jatim minta dilakukan tes PCR kepada warga positif hasil "rapid test"

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (dua kanan) di sela konfeerensi pers di Gedung Negara Grahadi di Surabaya. (ANTARA Jatim/Fiqih Arfani)

Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta segera dilakukan tes metode Polymerase Chain Reaction (PCR) berupa swab kepada warga setempat yang dinyatakan positif hasil rapid test-nya.

“Saya minta kepada tim, khususnya gugus tugas rumpun kuratif yang dipimpin dr Joni Wahyuhadi melakukan swab kepada mereka,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa malam.

Sejak alat rapid test didistribusikan ke rumah sakit rujukan dan pemerintah daerah se-Jatim, telah dilakukan 2.020 tes yang hasilnya diketahui 49 orang berstatus positif.
 

Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu menjelaskan bahwa hasil konfirmasi positif melalui rapid test tidak bisa dijadikan sebagai penanda bahwa seseorang sudah pasti positif (terinfeksi COVID-19).

“Tetapi tetap untuk mendapatkan presisi yang baik maka harus dilakukan swab,” ucap mantan menteri sosial tersebut.

Jika hasil rapid test positif, kata dia, kemudian pada saat PCR negatif maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Pemprov Jatim.

“Tapi ketika tes positif dan PCR positif maka biaya akan ditanggung oleh Pemerintah Pusat,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data hingga Selasa (31/3) pukul 16.00 WIB, total ada 93 orang di Jatim terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19 atau bertambah dua dari sehari sebelumnya yang jumlahnya 91 orang.



Rinciannya, Surabaya terdapat 41 orang, Sidoarjo (10), Magetan (9), Kabupaten Malang (5), Situbondo (5), Kota Malang (4), Lumajang (3), Gresik (3), Kabupaten Kediri (2), Jember (2), Kota Batu (1), Kota Blitar (1), Kabupaten Blitar (1), Kota Kediri (1), Tulungagung (1), Banyuwangi (1), Pamekasan (1), Jombang (1), dan Kabupaten Madiun (1).

Kemudian, untuk warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 420 orang atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 366 orang. Sementara, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 6.565 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 5.812 orang.