Perdesaan Lampung Alami Deflasi 0,25 Persen

id kepala bps lampung, yeane irmaningrum, indek tendensi lampung naik, indek harga gabungan, harga gabah turun

Perdesaan Lampung Alami Deflasi 0,25 Persen

Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum (FOTO:ANTARA Lampung/Ist)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Daerah perdesaan Provinsi Lampung pada September 2017 mengalami deflasi sebesar 0,25 persen yang disebabkan adanya penurunan indeks harga.

"Penururunan indeks harga tersebut terjadi pada hampir semua kelompok bahan makanan sebesar 0,81 persen dan turunnya indeks harga pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Yeane Irmaningrum, di Bandarlampung, Sabtu (14/10).

Ia mengatakan peningkatan beberapa indeks harga terjadi dibeberapa kelompok yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,12 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,31 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,18 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,19 persen, dan kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,04 persen.

Menurutnya, keterbandingan inflasi perdesaan di seluruh Indonesia pada September 2017, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0,51 persen dan terendah di Provinsi Sulawesi Utara sebesar minus1,24 persen.

"Provinsi Lampung dengan deflasi perdesaan sebesar 0,25 persen menempati peringkat ke-18 secara nasional," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung mencatat Kota Bandarlampung mengalami inflasi sebesar 0,25 persen disebabkan adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,95 pada Agustus menjadi 130,28 pada September 2017.

"Inflasi Bandarlampung pada September terjadi karena adanya Hari Raya Iduladha, juga bertepatan dengan libur panjang pegawai dan anak sekolah," ujar Yeane.

Ia menyebutkan, lima kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandarlampung, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga memberikan andil dalam pembentukan inflasi sebesar 0,40 persen.

Beberapa kelompok pengeluaran lainnya yang menyumbang angka inflasi adalah perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau kelompok sandang dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen.

"Sebaliknya dua kelompok pengeluaran memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,19 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen," ujarnya.


(ANTARA)