Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa harga komoditas pangan di Indonesia terus mengalami kenaikan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah bersama Kemendagri dan provinsi serta kabupaten/kota se-Indonesia.
Rakor itu juga diikuti oleh Pemkab Lampung Selatan secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dari Ruang Kabag Perekonomian, Setdakab setempat, Senin (11/11/24).
Pudji Ismartini mengungkapkan, bawang merah masih menjadi penyumbang utama inflasi di sektor pangan. Kenaikan harga komoditas ini telah terjadi pada 80,56 persen wilayah di Indonesia.
Berdasarkan data terbaru, harga bawang merah naik rata-rata sebesar 11,26 persen dari bulan sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keterbatasan pasokan akibat cuaca ekstrem.
“Harga bawang merah naik sebesar 11,26 persen jika dibandingkan harga bawang merah pada bulan Oktober 2024. Kemudian, jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga bawang merah juga makin bertambah dari minggu sebelumnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Pudji Ismartini mengungkapkan, kenaikan harga komoditas pangan juga terjadi pada daging ayam ras sebesar 1,83 persen pada 51,76 persen wilayah Indonesia. Disusul, minyak goreng yang naik sebesar 0,55 persen di 47,5 persen wilayah di Indonesia.
Selain itu, bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen dibandingkan Oktober 2024. Kenaikan harga ini terjadi pada 46, 11 persen wilayah di Indonesia.
“Kenaikan harga pada bawang putih ini dialami oleh 166 kabupaten/kota di Indonesia, lebih banyak jika dibandingkan pada minggu terakhir bulan Oktober 2024 lalu,” kata Pudji Ismartini.