Benih jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda mulai dipasarkan di Lampung

id petani jagung, benih jagung, peluncuran syngeta, petani lampung

Benih jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda mulai dipasarkan di Lampung

Benih jagung bioteknologi dengan keunggulan ganda mulai dipasarkan di Lampung (ANTARA/HO)

Bandarlampung (ANTARA) - Petani jagung di Lampung kini memiliki akses terhadap solusi pertanian berteknologi tinggi berkat peluncuran benih jagung bioteknologi NK Sumo Sakti dari Syngenta Indonesia, yang mampu meningkatkan hasil panen hingga 10 persen dibanding benih jagung NK Sumo biasa.

Dengan kemampuan tersebut, varietas ini menjadi solusi unggul di tengah tantangan peningkatan produktivitas jagung nasional.

Acara peluncuran NK Sumo Sakti yang digelar di area Syngenta Learning Center di Desa Sidorejo, Lampung Timur, dihadiri oleh Bupati Lampung Timur M Dawam Rahardjo, Camat Sekampung Udik, jajaran dinas pertanian, serta lebih dari 500 petani jagung di Lampung.

“Syngenta terus berinovasi dalam mengembangkan varietas benih hibrida terbaru yang berkualitas tinggi dan memberikan nilai tambah bagi petani, terutama dalam hal hasil panen. Varietas benih hibrida terbaru yang kami luncurkan hari ini adalah jagung bioteknologi NK Sumo Sakti dengan keunggulan ganda. Ini adalah wujud komitmen Syngenta Indonesia dalam mendukung peningkatan kesejahteraan petani,” tutur Imam Sujono, Seed Marketing Head Syngenta Indonesia, dalam keterangannya di Bandarlampung, Selasa. 
 
Keunggulan ganda yang dimiliki NK Sumo Sakti membuat benih jagung bioteknologi ini sangat dinanti petani. Selain tahan terhadap penggerek batang, varietas ini juga toleran terhadap herbisida glifosat, sehingga petani dapat dengan mudah mengendalikan gulma tanpa khawatir merusak tanaman jagung.

Dengan keunggulan ganda NK Sumo Sakti, petani mendapatkan tiga manfaat sekaligus. Pertama, mudah dalam merawat tanaman dari gulma dan serangan hama penggerek batang. Kedua, menguntungkan
dalam biaya usaha tani karena lebih sedikit menggunakan pestisida dan biaya tenaga kerja.

Ketiga, meningkatkan karena kehilangan hasil dari kompetisi nutrisi antara gulma dan jagung serta kerusakan dan penurunan hasil panen akibat serangan hama penggerek batang dapat dihindari secara bersamaan.

Penggunaan benih unggul berkualitas tinggi merupakan kunci utama keberhasilan budidaya jagung. Tanpa benih berkualitas, petani tidak akan mampu mencapai produksi optimal, terutama di tengah tantangan perubahan iklim, keterbatasan pupuk, dan serangan hama serta penyakit tanaman.

"Syngenta akan terus mendukung petani Indonesia dalam upaya meningkatkan komoditas pangan, khususnya komoditi jagung. Dengan inovasi berkelanjutan, Syngenta percaya bahwa benih NK Sumo Sakti akan menjadi bagian penting dari upaya Indonesia mencapai swasembada jagung, sekaligus memastikan kesejahteraan petani di masa depan,” tutup Imam Sujono.

Wayan Suardana, petani jagung asal Lampung, mengatakan bahwa dia sering kesulitan mengendalikan hama dan gulma yang berakibat hasil panennya tidak optimal. 

Hal tersebut sangat berbeda ketika mencoba menanam NK Sumo Sakti. Menurut Wayan, prosesnya menjadi jauh lebih mudah dan hasilnya terasa nyata di lapangan.

“Adanya benih bioteknologi ini sudah kami tunggu-tunggu karena tidak hanya mengoptimalkan hasil panen, tetapi juga membuat petani lebih nyaman ketika menanam jagung,” kata Wayan.  

Seperti diketahui, jagung adalah salah satu komoditas unggulan Provinsi Lampung yang berkontribusi sekitar 9 persen dari total produksi jagung nasional. Data dari Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung menyebutkan pada tahun 2023 produksi jagung di Lampung mencapai 2,7 juta ton dan diproyeksikan pada 2024 produksinya akan meningkat menjadi 3,02 juta ton atau tumbuh 10,8 persen.

Sentra produksi jagung di Lampung tersebar di sejumlah kabupaten seperti Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Tulang Bawang.

Peluncuran dan dimulainya pemasaran jagung hibrida bioteknologi di Lampung ini merupakan rangkaian kegiatan yang sama yang digelar di sejumlah daerah penghasil jagung di Indonesia seperti di Bone, Sulawesi Selatan, dan Dompu, Nusa Tenggara Barat.