"Seperti yang diketahui kasus rabies di beberapa daerah di luar Provinsi Lampung mulai banyak terjadi, sehingga langkah antisipasi juga dilakukan meski belum ditemukan kasus penularan rabies kepada manusia di sini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan upaya preventif mencegah penularan rabies pada manusia, dilakukan melalui kegiatan pemantauan serta evaluasi kasus di setiap daerah hingga desa serta pulau terluar di Lampung.
"Kami bekerjasama dengan dinas peternakan terkait pengendalian rabies, dan memang ada perkumpulannya untuk mengawasi dan melihat potensi kasus. Jadi evaluasi terus dilakukan terutama di pulau-pulau dan desa," katanya.
Dia menjelaskan daerahnya tidak menjadi salah satu wilayah yang memiliki kasus penularan rabies yang cukup tinggi, namun pengendalian akan tetap dilaksanakan sebab masih ditemukan pula kasus rabies pada hewan.
"Lampung tidak terjadi kasus rabies yang tinggi seperti daerah lain dan vaksin antirabies dari Kementerian Kesehatan pengirimannya terus dilakukan dengan jumlah yang cukup banyak," ucapnya.
Menurut dia ada beberapa gejala rabies pada manusia setelah tergigit hewan penular rabies (HPR). Seperti adanya demam, lemas, lesu, sakit kepala berlebih, nyeri. Lalu dilanjutkan dengan muncul rasa cemas dan fobia terhadap air, udara.
Selanjutnya bila mengalami gigitan HPR luka segera dicuci dengan air dan sabun, lalu segera menuju Fasyankes untuk mendapatkan penanganan seperti mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai dengan gejala.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies, dan 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Selain itu ada banyak pulau yang dinyatakan juga bebas rabies, untuk di Provinsi Lampung ada Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, dan Pulau Pisang di Kabupaten Pesisir Barat.
Pada 2023 ini Kementerian Kesehatan menyediakan vaksin anti rabies untuk manusia sebanyak 241.700 vial, dan untuk serum ada 1.650 vial dan sudah didistribusikan kepada daerah sebanyak 227.000 vial vaksin dan 1.550 vial serum.
Data jangkitan virus rabies hingga April 2023 di Indonesia sendiri telah mencapai 31.113 kasus gigitan HPR, 23.211 kasus telah mendapatkan vaksin anti rabies dan 11 kasus kematian akibat rabies.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Lampung pantau kasus rabies hingga pulau terluar